January 27, 2016

Body Butter natural : Evete Naturals

Sudah sejak 4 bulan terakhir ini kenalan sama produk natural baru produksi anak negeri dari Yogyakarta. Nama merknya Evete Naturals yang untuk keterangannya bisa ke instagramnya langsung atau lihat review-reviewnya. Sedangkan untuk area Sumatera bisa kepoin account IG.nya evete_batam. Kali ini saya mau cerita pengalaman saya setelah percobaan habis 3 cup body butter. Hehehe iya,hampir habis 3. Sudah nyoba yang Lavender - baunya lembut sejenis minyak sereh dan ada sensasi hangatnya- ; Strawberry - wangiiii banget kaya ice cream (so far this is my most favourite smell from this product - ; Green tea - aromanya seger seseger aroma air fresher yang mencerminkan pegunungan, atau gampangnya kaya orang baru selesai mandi habis berenang (kebayang ga ya aromanya hehehe) dan ini jadi favoritnya suami. Kenapa? Nanti saya cerita ya. 

Ini bentukan Body Butternya harga Rp 80.000,- Varian : GREEN TEA - LAVENDER - LEMON VANILLA - STRAWBERRY. Cupnya imut sekitar 50gr beratnya. Jadi praktis dibawa kemana-mana tinggal cemplung di tas. Body butter Evete TIDAK MENGANDUNG air & alkohol, lembabnya tahan seharian, tidak lengket di kulit dan tidak mengandung pengawet. Fungsi : sebagai skincare rutin sehari-hari, SHEA BUTTERnya dapat menyamarkan stretch marks, melembabkan dan melembutkan kulit. Cocok untuk segala umur dari balita sampai lansia. Diperuntukkan untuk kulit normal-kering. TIDAK BISA digunakan sebagai cream muka karena shea butter dapat menyumbat pori-pori wajah. Percaya atau engga, dia teksturnya meskipun creamy engga lengket atau terasa berat di kulit. Bahkan kalau kena air kukit jadi terasa lebih lembut dan lembab. Tahannya bisa seharian loh meskipun lagi aktivitas di luaran.
Isinya selalu penuh, jadi ngga kopong alias ngga merasa rugi sampe kadang nyentuh ke tutupnya juga. Tanggal yang ditulis di kemasannya bukan tanggal kadaluarsa, tapi tanggal produksi, jadi kalau si body butter ini hitungan tanggal kadaluarsanya adalah 6 bulan setelah dia dibuka. Ngga bakalan nyampe 6 bulan pasti sudah habis hehehe. Kalau saya pemakaian pribadi sekitaran 1 bulan lebih sedikit sudah habis...agak boros sih, disuruhnya seujung jari, tapi saya sukanya secomotnya jari untuk kaki dan tangan hehehe. Kalau suaminya lebih awet pemakaian, karena dia sabar olesin tipis-tipis. Terutama untuk bagian kulitnya yang eksema. Dulu awalnya dia ngga percaya dan risih cowo kok disuruh body butter.an, akhirnya saya kirimin deh link blognya mba Raisa Angelin ini (namanya cantik,secantik orangnya hehehe). Habis itu rajin deh. Pernah salep dari dokter habis di apotik, suaminya pagi sebelum berangkat kantor olesin sendiri eh pulang-pulang dia bilang seharian kulitnya ga kering. Oia, sekedar catatan, suami kerja di area industri di Batam yang notabene udara dan situasi kerjanya panas bin berdebu. Setelah itu dia hadi pakenya pagi sebelum berangkat kantor dan malam sebelum tidur. Eksemanya belum sembuh karena kata dokter dengan situasi kerja kaya gitu ya jaga kebersihan dan body imune.nya aja ditingkatkan. Nah si body butter evete ini membantu sekali untuk mengurangi rasa gatal dan membuat kulitnya ngga kering meletek-meletek, apa sih ya, ngelupas gitu deh jadi kan sering bikin luka. Karena kulitnya jadi lembab, maka berkurang juga hasrat ngelentekin kulit yang bisa bikin luka. Toh juga karena ga ada lagi kulit yang keringnya. Suami kenanya di jari-jari tangan dan kaki, yaitu di mata kaki tepatnya.
Selama proses penyimpanannya bener, alias ngga kena panas secara langsung dan tertutup rapat, maka bentukannya dari awal sampai akhir akan tetap padat seperti ini. Mau dimiring-miringin juga ga jatuh. Ini jadi putih karena difotonya di dalam kamar pake lampu kamar hehehe. Saya kalau mau bawa di tas dia dimasukin dulu di dalam tas kecil atau sejenis cosmetic bag gitu jd ngga kena udara panas langsung apalagi kalau keseringan buka tutup tas.nya.
Bahkan sampai mau habis kaya gini.pun dia ngga meleleh, bisa dibegayain apapun hehehe. Memang teksturnya ga terlalu sepadat kaya awalnya tapi ngga lalu jadi meleleh. Karena ngga pakai pengawet itulah kita harus hati-hati cara nyimpennya. 
Nah kalau udah terlanjur meleleh apa trus ya dibuang? Atau udah rusak? Jangaaaaaannn. Hehehehe, masih bisa kok dipakai dan diperbaiki teksturnya. Tinggal diaduk-aduk aja 1 arah, bisa pakai stick atau langsung pakai jari sampai dia terasa agak berat gitu. Nanti teksturnya jadi menyatu lagi dan jadi lembut penampakannya kaya foto yang di atas ini. Baca-baca ada yang dimasukin freezer semaleman, tapi saya dih ngga udah sudah bisa diperbaiki, cuma ya lebih perhatikan kerapetan dan cara simpennya aja sih.
Nah kalau masih khilaf salah naruh atau ngga rapet,jadinya gini deh, ehehehehe, mau diaduk lagi malah jadi encer surencer. Kayanya dia cuma bisa diadukin sekali aja. Tapiiiii teteup masih bisa dipakai kok. Untungnya suami mau bantu habiskan ahahaha, baik banget memang suamiku ini. Buat yang tertarik, bisa diorder langsung kontak ke @evete_batam yaaa. Packing pakai buble wrap sampai di tangan customer pasti akan baik teksturnya. Selama ini pada pakai jne yang regular 3-4 hari perjalanan juga aman suraman :)

January 25, 2016

Pro : Anak Bukan Asbak!!

Beberapa hari yang lalu baca tulisannya mba Wiwin tentang suaminya yang berhenti merokok rasanya ikut seneeeng banget. Andai suami saya bisa full berhenti,,,memang sih sekarang sudah tidak full time smoker menurun tingkatannya jadi social smoker, tapi kan sama saja tetaap 'perokok'. Bersyukur iya karena selain bengek ya kadarnya rokoknya jadi berkurang. Cuma tetep sebel kalau suaminya udah nerima tawaran ngerokok (iya sih kalau ga ditawari ga rokokan) tapi tetep ajaaa katanya ga enak kalau nolak apalagi kalau yang nawarin usianya lebih tua, cih. Demi kesehatan sendiri kok ngga enak. Entah ya, saya masih merasa perokok itu egois, mereka yang bikin udara pengap malah mereka juga yang minta permakluman. 

Lucunya di adatnya suami (jangan tersinggung ya yang dari adat yang sama,soalnya saya juga belum nemu dari adat yang lain ada aturan tentang perokokan gini,nanti kalau ada ya saya apdet deh) kalau lagi ada pertemuan yang membahas rencana pesta, sang tuan rumah harus menyediakan stock rokok minimal 3 macam merk rokok. Edyan. Kalau ngga disediakan katanya tuan rumahnya ngga sopan. Tahun kemaren saya mual dan pusing-pusing tiap ada acara keagamaan maupun arisan ataupun cuma kumpul-kumpul aja, karena rumah jadi bauk dan udaranya keliatan banget loh asapnya ngambang-ngambang. Kalau sekarang sudah mulai terbiasa dan selalu berdoa minta roh kudus tutup bungkus rahim dan paru-paru saya terhindar dari paparan jahat asapnya. Tau ngga,meskipun di rumah ngga disediakan asbak, dengan enaknya mereka pakai piring,lepek,gelas aqua,atau malah buang abunya sembarangan (ga aturan emang,tp katanya,katanyaaaaa kudu dihormati). Sampai tahun kemaren sofa kami sudah bolong kena puntung rokok, tapi karena pelakunya sekarang sudah almarhum, ya sudahlah diikhlaskan saja. 

Sudah,itu katanya sudah adatnya,adat yang ngga beradab sih kayanya hehehe,,, Lah wong kalau ada acara keagamaan aja para perokok ini dengan enaknya kebas kebus di area anak-anak. Sedih. Eh, tapi mau cerita yang lebih parah dan menyayat hati lagi? Saya sudah beberapa kali mendatangi ibu-ibu yang baru melahirkan yang masih masuk dalam kerabat keluarga suami saya. Di dalam rumah, para tamunya ngerokok!!!!!!! Entah ya, dimana pikirannya, apa ya ngga ngerti kalau bayi dan ibu habis melahirkan itu rentan? (Eh tapi katanya para pekerja perantau, ya kudunya punya alat buat mikir sih ya, mungkin yang ga dipunya cuma hati) Ya meskipun ibu dan anak ada di dalam kamar, tapi jaraknya seberapa jauh sih dari ruang tamu? Apa ya asep-asep itu ngga akan ngendap? Mungkin otak di rm padang lagi laris manis jadinya ya dijual dulu buat beli rokok >.< Ada loh yang lebih tega lagi, pas pada mau pamit tangan kanannya towel-towel pipi bayi dan tangan kirinya pegang rokok di belakang punggungnya!!!! Miris ngeliatnya, tapi ortu yang punya bayi nyantai aja kaya di pantai mau bilang apa coba? 

Saya selalu pesan sama suami, kalau dapat rejeki anak, saya ngga butuh dijenguk, ngga butuh diselametin, didoain dari jauh aja ngga papa asalkan rumah dan bayi saya ngga dirokok.in. Entah ya, suami saya punya ketegasan untuk itu atau engga, biasanya sih kalau udah urusan sama 'keluarga'nya suami jadi lemah alias ga mau ribut. Ya udah saya sama baby aja kali ya yang kabur dari rumah ahahaha. Lagian kadang ibu-ibunya juga suka ga kontrol,masa anak lagi umbelan ileran disuruh-suruh cium-cium bayek iyuiihhhh... Eh,udah beda topik ya hoooo. Ya semoga semakin adalah hati para perokok ini buat merokok dengan beradab sesuai dengan sikon. Please? Ya memang ngga semua kaya gitu, tapi banyakan yang nyebelin daripada yang sadar diri, gimana dong? Disuruh ngalah lagi? Disuruh memaklumi lagi? 

Di laman facebook tentang parenting dapet gambar ini, hehe lucu ya, i wish i have a super baby too yang bisa ngekick para perokok. Doain ibu jadi ibu yang galak ya nak pas kamu nanti ada di dalam perut, tapi jangan ketularan galaknya ibu. Ibu bakalan lindungin kamu dari asap-asapan selama ibu mampu, kalau bapak ga mau tegas, ya sudah, kita berdua aja ya nak? #teamantirokok
Suka banget sama iklan ini. Ditunjukin sama bapaknya Deren, sumbernya ngga tau darimana, kalau ada yang tau, kabarin ya, biar saya ijin taruh namanya di sini. Anak itu bukan asbak, tapi apa daya banyak bapak dan ibu terlalu eghois untuk menahan diri tidak merokok di sekitar bayi, anak, ibu hamil. Mereka melakukan itu ke anak sendiri, keponakan sendiri, istrinya sendiri,,,ya jadi gimana bisa berharap mereka menghormati kami yang ngga tahan asap rokok? Entahlah, masih positive thinkinglah untuk mendapatkan environment yang bersih asap roko dan dihargai sebagai tuan rumah yang pengen tamunya ngga ngerokok. Bukan malah dicap sebagai tuan rumah yang tidak menghargai tamu. Kebolak balik ngga sih pemikirannya, hehehe. Entahlah. 

January 23, 2016

Surat untukmu (calon) anakku

Halo nak, lagi apa kamu di sana? Ngga pengenkah segera ketemu ibu?
Ibu kangen nak, ibu pengen peluk dan gendong kamu.
Ini bulan Januari hampir berakhir, tapi ibu sama bapak belum sempet ngapa-ngapain untuk menyambut kamu. Apa karena kami belum siap? Jadi kamu belum mau turun ke perut ibu? 

Ibu janji, ibu akan jaga kesehatan ibu dan bapak, dan ibu akan selesaikan semua kerjaan-kerjaan ibu di awal tahun ini,habis itu ngga nambah project lagi. Kalau ibu janji seperti itu,maukah kamu pertimbangkan untuk hadir di sini, sama ibu dan bapak?

Ibu janji, sejak kamu di dalam perut fokus ibu hanya untukmu, berusaha ngga marah-marah kaya ibu kalau lagi kesel sama bapak hehehe, iya nak,beruntung ibu punya suami kaya bapakmu, sabar bin subur banget ngadepin ibumu ini. Kalau ibu janji seperti itu, kamu mau nak segera datang? Kita sama-sama jadi suporternya bapak biar bapak semangat jajanin kita?

Ibu janji, ibu bakalan rajin masak buat kesehatan ibu dan bapak. Iya nak, bapak perutnya sudah tambah tumpah-tumpah,,, nanti ibu juga akan rajin belajar bikin Mpasi untukmu,,, keluar atau ngga keluarnya nanti asinya ibu, ibu akan berusaha kamu dapat asi ya nak... kalau ibu janji seperti itu, kamu mau segera turun ke sini? Kita sama-sama rasain masakannya ibu? 

Ibu janji, ibu akan berusaha berikan yang terbaik supaya kamu nyaman sama bapak ibu nanti di sini. Ibu ngga tau lagi ibu harus janji apa supaya kamu tertarik dateng ke sini? Dari rahim atau tidak dari rahim ibu nanti kamu datangnya, boleh ngga nak kasih tanda ke ibu bahwa kamu akan hadir dalam sisa umur ibu?

Ibu kangen,ibu pengen ketemu kamu. Bilang sama Gusti Yesus supaya bolehin kamu turun dari surga ya nak? Ibu rindu.
Semoga segera kita ketemu ya nak.

Salam sayang,
Ibu.

Ini mas Deren, sebentar lagi mas Deren punya adek baru.
Kamu mau ngga nak jadi adeknya mas Deren? Kita sama-
sama pulang ke Malang nanti buat ketemu uti ya? Mau?

January 17, 2016

Catatan hati istri perantau : hindari membandingkan diri dengan istri perantau lainπŸ˜†

"Enak ya bisa pulang lama,padahal ibuk sehat-sehat aja"
"Padahal aku berduka tapi aku ngga pulang"
"Aku ngga jadi pulang,tiket dijual lagi karena tidak boleh sama suamiku"
"Baik ya suamimu bolehkan pulang lama-lama"
"Puas kau ya bisa pulang lama" dll,dsb. 

Pernah ngga dengar kata-kata seperti di atas padahal kita baru seneng-senengnya mudik dan merasa refresh kembali ke kota perantauan? Saya dong baru ngalamin. Yang cangkemnya "tapukable" banget ya pas dibilang -bisa pulang padahal ibuk sehat- ya kaliiii saya kudu pulang nunggu mama ada kenapa-kenapa. 
Sebagai istri perantau saya sangat memahami kebutuhan untuk pulang sekedar bertemu dan melihat keadaan orangtua terutama ibu ya. Namun,kalau ngadepin mulut yang seperti itu entah kenapa males berempati. 

Silahkan salahkan saya bilang saya ngga empati, tapi perlu juga loh kontrol diri dan menyadari tindakan kita supaya jadinya tidak hanya sekedar menyalahkan lingkungan atas tindakan yang kita ambil. Akan berbeda ceritanya kalau yang komen seperti itu ke saya memang secara keuangan, keadaan, kesempatan atau ada hal-hal di luar dirinya yang memang tidak bisa membuat 'pulang'. Sudah membeli tiket tetapi tiket dijual lagi kemudian menyalahkan orang lain,bagi saya kok ngga masuk akal. Trus kemudian membanding-bandingkan suami. Ya kali kalau saya ngga kenal gimana sifat suaminya saya juga bakalan gemes istrinya pengen mudik kok dilarang-larang. 

Menyadari tindakan dan perkataan itu mudah diucapkan tetapi enggan dilakukan bila situasi dirasa menekan. Iya ngga? Tapi bisa loh kita lebih menahan diri dengan tidak nyinyir dan lihat dari sudut pandang orang lain. Dari apanya sih orang itu bisa dinilai? Dari perkataan dan perbuatan loh. Bukan cuma dari niat, niat itu orang ngga bisa liat. Yang tampak itu ya perkataan dan perbuatanmu. So please ladies, sebagai sesama istri perantau, from now "STOP BLAMING AND START COACHING YOUR CORTEX". 
I love her so much !😍
Meskipun sering berantem juga sih πŸ˜‚
She's my real soulmate,ngga usah banyak cingcong udah
paham anak wedoknya lagi waras apa ngga πŸ˜…
Hasil pulang,taking first picture with family yg mudik juga πŸ˜‰
Di Puri Maharani.nya pakde Har di Batu, satu-satunya malem
dimana Deren mau sama budenya, pagi tahun barunya udah
dilepeh dan dilupakan,yang laku malah Utinya πŸ˜†