April 6, 2013

Suvenir pernikahan : Genta angin dan makna dibaliknya :)


Hal-hal yang menjadi fokus kami pada saat melangsungkan pernikahan, di luar kelancaran acara, adalah :

1. makanan : pilihan makanan harus memuaskan para undangan dan tentu saja membawa penilaian yang positif :D 
2. undangan : pilihan yang tidak sekali pakai dan  dibuang tetapi bisa selalu digunakan
3. suvenir : yang tidak dibuang melainkan digunakan dan tentu saja sekali lagi tidak asal melainkan ada makna dan doa yang terkandung di dalamnya :)


Berhubung makanan dan undangan di handle oleh mama dan adik tercinta saya, yang tentu saja diselesaikan dengan kualitas sempurna :), maka saya bertugas mencari sendiri suvenir pernikahan saya. Tampaknya mudah saudara-saudara, apa daya ternyata tidak sesepele yang saya bayangkan, saya masih ingat perasaan tertekannya saat sebulan sebelum hari H belum mendapatkan ide apa-apa.
Tx God akhirnya dapet juga siihhh, apakah itu? 
Genta/Lonceng Angin berbentuk rumah burung.

Apakah setelah mendapatkannya langsung selesai urusannya? tentu tidak, saya masih harus berdebat dengan pihak penyuplai mengenai bagaimana kemasan yang saya inginkan, meskipun alot, akhirnya ide saya disetujui dan bahkan mereka menjadikan ide saya sebagai pilihan suvenir pernikahan di galeri mereka :D harusnya saya dapet royalti yaaa :)
Ya hitung-hitung berbagi ide.lah....
Nah ini dia bentuk suvenir yang akhirnya berpindah tangan kepada para undangan :

ada 3 macam bentuk rumahnya dan kesemuanya
berukuran sekitar 20x15 cm
itu yang besi2 itu adalah gentanya :)

ini bentuk rumah ke 2, yang bentuk ke 3 hampir
sama bentuknya, hanya berbeda di bagian alas,
rumah yang ke 1 dan 2 beralaskan kayu manis
sedangkan rumah ke-3 beralaskan lempengan kayu
Nah, alasan saya untuk memilih bentuk suvenir ini adalah :

Genta/lonceng angin, merupakan salah satu media yang diyakini akan memberikan ketenangan bagi yang mendengarnya (asal tidak digunakan dalam film horor ya :D). 
Dalam pernikahan/rumah genta/lonceng angin dikatakan dapat menghalau chi buruk (saya bukan pengikut aliran fengshui2an, tetapi selama artinya baik ya diambil saja :), membawa kedamaian, kasih karunia dan ketenangan yang membawa harmoni apabila ada keributan-keributan yang mungkin terjadi dalam suatu rumah tangga. Ya mungkin karena suaranya yang menenangkan jadi orang kalau mau ribut jadi ngga jadi deh ^_^

Rumah burung, kenapa rumah dan bukan sangkar? karena rumah itu merupakan lingkungan terbuka dan memberikan kebebasan yang ada aturan tertentu pada para penghuninya, suatu tempat untuk berkumpul dan 'pulang'. Memberikan kehangatan dan kenyamanan, tidak seperti sangkar yang bisa saja dibentuk 'nyaman' tetapi mengekang dan mengurung sehingga tidak membebaskan dan tidak memberikan kesempatan penghuninya mengaktualisasikan diri.
Hehe ini pemikiran jangka panjang saya mengenai rumah tangga yang akan saya bentuk bersama suami saya tentunya

Burung yang berhadapan / berdampingan, ini menjadi pesan khusus saya pada pihak penyuplai bahwa kedua burung harus berhadapan muka degan muka, meskipun berdampingan atau berseberangan tetap dengan posisi kepala berhadapan tidak yang 1 ekornya kemana yang 1 kepalanya kemana. 
Kenapa? 
Karena kedua burung ini melambangkan saya dan suami saya. Burung punya sayap yang bisa membuatnya terbang kemanapun dia mau atau bertingkah sesukanya di luar, tetapi dia akan tetap bisa kembali ke rumahnya.
Sama seperti kami berdua, pribadi yang berbeda baik secara kepribadian dan pemikiran.
Kami sama-sama punya kehendak bebas yang bisa menyebabkan kami pergi mencari aktualisasi diri, melakukan kenakalan2 yang kami butuhkan untuk meningkatkan kualitas pribadi, dsb dll dkk kami pasti akan keluar dari rumah tetapi kami juga akan kembali ke rumah. 
Serumit apapun perbedaan dan permasalahan kami akan berusaha menyelesaikannya dengan berhadapan muka dengan muka. Berusaha untuk tidak memberikan ekor kami atau mengalihkan pandangan dari pasangan kami. Tidak bermusuhan melainkan saling memahami dan mengiringi yang tidak hanya diungkapkan melalui kata melainkan juga gesture dan perilaku keseharian kami :)

Sarang berisi telur, merupakan keinginan dimana kami bisa menciptakan kenyamanan sebuah sarang bagi anak-anak kami di dalam rumah yang juga kami bangun dan tinggali bersama. Tempat kami akan pulang dan anak-anak berkumpul meskipun kami punya sayap masing-masing untuk terbang....tapi kami kembali ke 'rumah' ^_^

Unsur kayu manis, kayu wangi, buah pinus, berharap meskipun susah atau ada hambatan, tetap kami akan diwarnai dengan manis, harum dan kesegaran yang terambil dari maksud setiap kejadian dalam perjalanan rumah tangga ini.

Fiuh, doa sudah kami sebar berbentuk suvenir (sepengetahuan saya kemudian, ada yang dipasang di luar rumah, di atas pintu masuk rumah, di atas pintu kamar, di ruji2 kanopi depan rumah, di lemari tmpt hiasan2, dan tmpat lain yang saya belum menemukannya :) menyenangkan melihat mereka memakainya hehehe). Semoga seiring angin yang meniup genta-genta angin tersebut, maka doa-doa yang terkandung dalam setiap sisi suvenir akan teriring bagi perjalanan keluarga baru kami ini  ^_^ amin.