Showing posts with label ulasan buku. Show all posts
Showing posts with label ulasan buku. Show all posts

April 10, 2018

Karla M. Nashar

Salah satu penulis favorit saya adalah Karla M. Nashar. Kalau ditanya kenapa favorit, jawabannya ngga tahu, enak aja bacanya dan cocok sama tipe penulisannya. Hampir semuanya cerita cinta. Alurnya juga enak diikuti.

Semenjak terbitnya Love, Curse & Hocus-Pocus, Karla seakan tenggelam, ngga ada kabarnya lagi. Awal-awal masih ngetweet dan facebook pagenya masih ada interaksi, bahkan masih sempet ngadain give away. Trus ngilang, trus nyapa sekali, setelah itu hilang samai sekarang. Di googling pun ngga mendapatkan informasi apa-apa tentangnya selain buku-bukunya saja. Sedih kan, kangen tahu mba, mba Karla tahu ngga sih buanyak buanget yang kangen dan pengen terkoneksi lagi sama mba. 

Buku-bukunya yang saya sudah punya, antara lain :
  1. Forever Yours
  2. Triloginya Tongkat Ajaib Lolita : A Magical Birthday Present, My Dearest Frog Prince, Happily Ever After
  3. Bellamore
  4. Ti A Mo, Tia Amoria (*Paling favorit, sampai pengen punya boneka jerapah dan selalu ingatnya : jeli dijilat hahahaha, baca deh, pasti ngakak di bagian ini, romantis)
  5. Love, Hate & Hocus-Pocus (reviewnya sudah dibuat)
  6. Love, Curse & Hocus-Pocus
Yang From Batavia with Love sama Sebelum Cahaya susah banget dapetinnya, yang secondnya aja susah. Padahal pengen punya. Kalau ada yang mau kadoin buat saya boleh loh ahahaha #ngarep.

Dear Mba Karla, semoga baik-baik aja ya di masa hibernasinya. I miss you. Ga ada karya baru gapapa kok mba, kasih kabar gitu via twitter or facebook. Hehehe, fans banyak nuntut. Take care mba.


Mba Karla di sampul belakang Forever Yours.

April 6, 2018

Ulasan Buku Indahnya Perbedaan, Indahnya Persahabatan : karya Watiek Ideo dan Fitri Kurniawan

Awal mula saya mengenal Watiek Ideo, sebelum akhirnya bisa mengikuti kuliah whatsappnya adalah saat ditag oleh salah seorang teman untuk mengikuti give away yang sedang diadakan oleh beliau. Puji Tuhan, beruntung, jadi dapet deh bukunya yang baru mau dilaunching.

Apik tetapi sarat makna bukunya. Jujur saja, rasanya bahagia dan beruntung karena lewat satu give away ini bisa menuntun dan memperkenalkan saya bahwa banyak penulis anak lokal yang berjuang memperkenalkan gaya hidup yang sehat dan positif melalui dongeng. selain itu, juga jadi tahu adanya komunitas-komunitas yang bergerak di dunia anak lainnya. Ya, namanya juga one link leads to another kan ya :) 

Dari judul besarnya saja Indahnya Perbedaan, Indahnya Persahabatan sudah ketahuan kan intinya mengenai perbedaan-perbedaan yang mungkin saja terjadi di dunia anak-anak. Lebih luasnya juga kecintaan terhadap perbedaan di nusantara, yang semakin ke sini saya rasa semakin suram ya, orang semakin sensitif terhadap yang "berbeda". Hal-hal yang dikemukakan pun sederhana, tetapi kuat rasanya. Ulasan buku Indahnya Perbedaan, Indahnya Persahabatan lebih lengkapnya bisa dibaca di sini ya. Warna-warni, pesan cerita, gambar/ilustrasinya, maupun kualitas kertas dari buku ini tidak mengecewakan, bisa diberikan sebagai salah satu alternatif kado buat anak atau ponakan atau murid. 

Review Okta

February 19, 2017

Ulasan Buku Menakar Jiwa Mantan Teroris Melalui Tes Davido CHad (Sarlito Wirawan Sarwono, 2013)

Buku ini belinya lewat www.penerbitsalemba.com yang cs onlinenya ramah banget karena saya sempat kesulitan memfinalisasi order. Ramah cepet lagi,hehehe malah promo penerbitnya ya. Harganya Rp. 11.353 karena diskon 75% dari Rp. 52.900. Harusnya pada saat itu borong banyak ya, lumayan bisa dijual lagi x)))
Mendapatkan buku Menakar Jiwa Mantan Teroris Melalui Tes Davido CHad ini di awal tahun merupakan hal yang menyenangkan bagi saya. Saya mencoba memberikan  ulasan buku ini dikarenakan sejak setahun terakhir saya sedang merasa tertarik dengan psikoanalisis. Kemudian menemukan tulisan alm. Prof. Sarlito yang mengatakan bahwa "saat ini dunia psikologi di Indonesia mudah sekali melenceng dari pakem bahwa psikologi adalah ilmu yang berasal dari ilmu-ilmu sebelumnya, yaitu filsafat, ilmu sosial, ilmu faal, kedokteran dan matematika, sehingga kita mudah sekali tertarik kepada pseudo psychology seperti ilmu otak tengah atau ilmu finger printing yang mengasumsikan psikolog bisa mengetahui dan mengubah kepribadian orang dalam waktu cepat" (dalam Revolusi Mental : Makna dan Realisasi, 2015). Di daftar acuan saya menemukan judul buku ini yang kemudian akhirnya semakin membuat saya sedikit bersemangat belajar lagi. Kenapa sedikit? Karena di sini saya belajar sendiri, coba di Yogyakarta, banyak yang bisa diajak diskusi dan ngajari saya hehehe alesan ya.

Di dalam buku ini, diceritakan bahwa Prof. Sarlito memulai studinya mengenai psikologi teroris (okei,saya saja baru denger ada psikologi jurusan ini,apalah saya yang masih cetek ini) pada tahun 2005. Bermula saat pembuat film dokumenter Daniel Rudy Haryanto memberikan kepada beliau 14 rol kaset video yang berisikan wawancara penuh dengan empat pengebom Bali pertama. Hasil analisis yang dilakukannya bersama tim menunjukkan tidak ada indikasi gangguan patologis pada semua pelaku, tidak ada juga gejala neurotik maupun faktor sosial-ekonomi lainnya. Mereka sehat secara mental seperti orang normal lainnya. Hasil inilah yang kemudian berlanjut pada penelitian lainnya di tahun 2007 yang menggunakan sampel lebih besar (47 subyek mantan teroris); tahun 2009 diperluas ke sebuah program deradikalisasi eksperimental; 2011 studi mantan teroris mendakwahkan Islam damai. Pada saat di puncak eksperimen ketiga, Prof. Sarlito bertemu Dr. Roseline Davido seorang psikolog klinis Perancis dan pembuat tes gambar CHad (Childhood Hand that Disturbs) sebuah teknik proyektif dari tes kepribadian berdasarkan teori psikoanalisis. Dalam komunikasi jarak jauh dengan memberikan data-data yang dibutuhkan, Dr. Davido dapat menunjukkan perbedaan signifikan antara gambar CHaD mantan teroris dan gambar CHad dari mahasiswa yg digunakan sebagai kelompok kontrol. Secara psikoanalisis, trauma masa kanak-kanak (kebanyakan seksual) mendorong seseorang melakukan tindak kekerasan ketika mereka tumbuh dewasa. Dalam lingkungan yang relevan, orang-orang ini akan menjadi kejam dan ketika bertemu dengan jaringan radikal, secara otomatis ia akan menjadi radikal. Hasil analisa inilah yang memperkuat Prof. Sarlito meneruskan studinya kemudian diiringi dengan tes gambar CHaD. Bahkan tes ini dapat digunakan sebagai deteksi dini kecenderungan kekerasan tidak hanya di ranah terorisme tetapi secara umum seperti kriminal dan kekerasan dalam rumah tangga.

Secara singkat di bab 2 dituliskan mengenai bagaimana individu bisa menjadi teroris. Teknik pendekatan yang digunakan kaum fundamentalis untuk merekrut anggotanya adalah dengan menghantam krisis identitasnya. Mereka diajak meninggalkan identitas pribadinya dan mengubahnya dengan identitas kelompok, yang dalam proses psikologi disebut "depersonalisasi". Beberapa mantan teroris yang pernah menjadi narapidana didapati menjadi lebih tenang dan mencari kehidupan bahagia. Namun, ada juga yang tetap pada ideologi radikalnya bahkan dapat mempengaruhi beberapa personel di dalam penjara untuk menjadi lebih radikal serta melakukan kegiatan ilegal untuk melancarkan aksinya. Prof. Sarlito kemudian menerapkan tes CHad kepada mantan teroris yang menjadi subjek penelitiannya disertai dengan keyakinan bahwa teknik ini sangat berguna secara klinis di Indonesia. Prinsip teknik proyektif adalah apa yang tersembunyi di alam ketidaksadaran - yang tidak bisa diungkap dengan cara psikodiagnostik dan/atau prosedur lainnya dapat dilihat ketika psikolog menerapkan rangsangan. Dengan demikian, subjek dapat mengungkapkan prrasaan, trauma, dll yang terdalam. Salah satu ilmuwan psikologi adalah Sigmund Freud (1856-1939) yang sangat memperhatikan sesuatu yang disebutnya "alam ketidaksadaran" dan mengajarkan psikoanalisis yang menjunjung tinggi pentingnya alam ketidaksadaran pada pusat kepribadian manusia. Pada masanya, aliran ini mendapat banyak tentangan dari ilmuwan lainnya karena berisi banyak informasi dan hipotesis yang tidak bisa dibuktikan dan berbau spiritual atau mistis. Bagi Prof. Sarlito sendiri, beliau dapat menggunakan tes proyeksi untuk menuntut psikoterapi dan mengeksplorasi lebih mendalam terhadap fungsi psikis pasien. 

Tes CHad, menurut R. Davido (1994) berisi tiga gambar yang akan dilakukan, yaitu gambar masa kecil (C), gambar tangan (H) dan gambar tangan yang mengganggu (D). Hipotesis yang didapatkan dari penelitian 10 kasus mantan teroris melalui tes CHaD salah satunya adalah para mantan teroris tersebut tidak dapat mengetahui dan/atau tidak bisa menggunakan beberapa tahun kebahagiaan masa kecil untuk membangun psikologinya. Salah satu yang dibahas khusus disertai dengan gambar tes CHaD dan petikan wawancara di buku ini adalah subjek yang bernama Abu Bukan Baasir (bab 8). Sangat menarik dimana ternyata subjek ini berasal dari keluarga menengah berpendidikan tinggi, tetapi ia menjadi radikal karena ia adalah satu-satunya anak (di antara kelima saudaranya) yang mendapatkan siksaan dari ayahnya. Kebencian, marah, takut membuatnya bergabung dengan organisasi radikal untuk menunjukkan dirinya sebagai laki-laki yang kuat dan percaya diri. Saat ini,kepribadiannya masih rapuh, meskipun agresivitasnya tidak lagi tinggi, tetapi dengan pekerjaannya sekarang membuatnya menjadi pribadi yang lebih tenang. Dikatakan oleh Prof. Sarlito bahwa kepribadian yang rapuh dapat menjadi kuat sepanjang ada sesuatu yang mendukungnya antara lain keluarga, pekerjaan, sistem, dll.
Bab 8. Halaman 72-73
Bagian yang menarik mengenai efektivitas tes CHaD ini adalah pada saat para subjek menolak penyerahan jejak bukti apapun terutama yang tertulis. Namun, pada akhirnya mereka tidak menolak pendekatan menggunakan tes CHaD ini dikarenakan tes ini : menggambar tetapi tidak menulis. Tes CHad tidak membawa resep pengukuran melainkan arahan terapeutik. Para psikolog harus terus bertanya dan memperluas wilayah penyelidikannya. Untuk kasus teroris perlu diperluas sample.nya dan sangat dibutuhkan partisipasi beberapa institusi pemerintahan tertentu seperti Kementrian Sosial, Kementrian Agama, serta Kementrian Pendidikan dan Budaya. Tes CHad, bagi Prof. Sarlito, merupakan alat yang bagus di dunia hukum sehingga psikolog dapat masuk lebih jauh, pada klinis anak tes CHaD dapat mengungkap trauma yang menghilang dalam ketidak sadaran dan memulai suatu terapi.

Selama membaca buku ini saya deg-degan membayangkan bagaimana prosesnya, keseruannya menghadapi defensifnya para subjek, bagaimana proses bolak-balik mendapatkan data yang dibutuhkan untuk mempertajam analisa serta bagaimana hipotesa terbentuk. Sangat disayangkan karena penelitian setelah tahun 2011 tidak mendapatkan sponsor pendanaan lebih lanjut mengingat hasilnya tentu saja tampaknya akan sangat berguna bagi Indonesia. Dimana situasi Indonesia saat ini yang sangat sensitif dimana orang mudah sekali terpicu dan digerakkan secara massive oleh pihak-pihak tak bertanggungjawab, kekerasan verbal maupun fisik bahkan di dunia maya orang sangat mudah terpengaruh berita hoax. Rasa penasaran lain yang muncul adalah, saat ini siapakah penerus alm. Prof. Sarlito di ranah ini. Sangat-sangat menarik untuk dipelajari dan diterapkan di kasus-kasus individual. 

Dr. Roseline D. Davido sendiri akan menjadi pemateri workshop yang diadakan oleh ASIAN PSYCHOLOGICAL ASSOCIATION di Malang pada tanggal 21 April 2017. Menarik dan menyebalkan ya bagaimana momen-momen yang menarik minat kita datang di saat hampir bersamaan, tetapi kita belum tentu bisa mencapainya? Buku ini adalah satu dari beberapa buku yang ada mengenai tes CHaD, semoga bisa habis sebelum pertengahan tahun ini bisa punya lebih lengkap ya sebagai target pembelajaran mandiri saya di kota antah berantah ini >.< semoga semangat belajarnya ngga luntur di tengah jalan.

October 26, 2016

Ulasan Buku Bantal/Soft Book/Quite Book/Bussy Book

Buku Bantal/Soft Book/Quite Book/Bussy Book adalah beberapa sebutan buku yang diperuntukkan bagi para batita. Berikut ulasan singkat buku bantal, disebut bantal karena bentuknya seperti bantal, soft karena memang lembut sehingga aman, quite dan bussy karena meskipun ada sensasi kresek2nya dan beberapa ditambah gemerincing atau teether buku ini bisa membuat batita tenang dan sibuk sendiri. Biasanya buku ini terbuat dari bahan yang aman untuk bayi karena tentu saja bayi selain meremas akan memasukkan sebagian dari buku tersebut ke mulutnya. 

Saya pribadi baru beberapa hari terakhir mencari tentang buku ini sebagai hadiah untuk keponakan saya. Ada berbagai versi tentang warna, angka, hewan, keagamaan (versi muslim lebih mudah dan banyak ditemui), bentuk, kendaraan, dan lain sebagainya. Tujuannya selain agar bayi akrab dengan warna, rasa, tekstur adalah agar pendamping bisa menemukan bahan bercerita atau sekedar ngobrol dengan bayi untuk merangsang inderanya.

Ini buku bantal yang saya pilihkan untuk Alin keponakan saya. Hanya terdiri dari empat lembar dan 8 halaman. Ada pencetan yang menimbulkan bunyi berdecit di lembar pertamanya dan ada banyak pita yang dikatakan dapat menunjang tumbuh kembang taktil bayi. Yah lumayan membantu karena sekarang Alin sedang senang-senangnya memainkan dan mreteli talinya guling. 

Lembar kedua dan keempat buku ini didalamnya berisi srjenis plastik yang apabila diremas akan menimbulkan bunyi kemresek dan agak lebih tebal sehingga menimbulkan sensasi berbeda saat bayi memegangnya. Buku ini sudah melalui tahapan pencucian, sendirian di dalam mesin cuci, tanpa dilapisi bahan yang lain dia bisa bertahan dan benang-benangnya tidak semrawut. Yah bisa dikatakan tetap seperti bentuk semula dimana kainnyapun tidak menjadi kusut. 

Setelah menggoogling ternyata banyak sekali yang memberikan tutorial pembuatan buku ini. Sebagian besar menggunakan kain flanel sih, yang saya rasa akan lebih cocok untuk anak di atas 5 tahun yang sudah tidak memasukkan benda ke dalam mulut. Beberapa situs luar negeri juga menjualnya dalam bentuk lembaran kain sehingga kita bisa menjahitnya sendiri ke dalam bentuk buku. Hal ini membuat saya ingin mencobanya hihihi,paling tidak mengasah kemampuan menjahit dan harus kreatif dalam merancang penempatan pola yang menarik bagi anak. Ya minimal persiapan buat anak sendiri nantinya. Semoga bukan sekedar angan dan bisa direalisasikan ya. Bagi saya, pencipta buku jenis ini sangatlah kreatif dan saya selalu kagum dengan mereka yang kreatifitasnya bisa memudahkan banyak orang. Buku ini juga sangat-sangat memudahkan untuk dijadikan alternatif kado bagi batita, mengingat kadang suka bingung kan ya mau ngadoin apa untuk para krucils ini. Tidak hanya awet tetapi bisa berguna sekali untuk pembelajaran. Paket lengkap jadi ngga rugi belinya :D

March 22, 2016

Ulasan Buku : SABTU BERSAMA BAPAK (tulisan Adhitya Mulya)

Sebenernya agak telat juga sih ya baca Sabtu Bersama Bapak-nya Adhitya Mulya dan baru sekarang membuat ulasan buku ini. Terbitan tahun 2014 saya baru baca 2 tahun kemudian. Hehe tp daripada tidak sama sekali malah rugi dobel kan? Sukaaaa banget sama buku ini. Dan bakalan ngasih ini buat alternatif hadiah buat siapa aja, kapan saja dan dimana saja. Sebenernya ngga cuma kece buat para jomblo, yang mau nikah atau orang tua muda/baru aja sih ya, tapi cucok buat semua orang yang butuh pandangan baru/lain tentang berpasangan terutama ketika ingin,menuju dan sedang berumahtangga.

Kenapa? Karena di buku ini kekompleksan mengenal pasangan, menjalin hubungan, merencanakan pernikahan, menjalankan pernikahan sampai mengakhiri pernikahan (dipisahkan oleh kematian itu adalah highest achievement dalam pernikahan sih ya kalau menurut saya) diceritakan secara lengkap tapi dalam format singkat. Meskipun kalimat demi kalimatnya sederhana dan di buku setipis ini sudah terangkum kisah pergumulan bapak, mamah, Satya, Cakra, Rissa (mantu) dan Ayu (calon mantu) tanpa membuat saya kehilangan feel antar tokoh maupun benang merah ceritanya. Bahkan percakapan ngehek antara Cakra dengan timnya mengenai kejombloannya membuat saya ngakak -yes,bener-bener ketawa bersuara,untung kan bacanya di kamar jadi bisa puas x))- 


Kalau boleh berharap sih sebenernya saya ingin buku ini sudah ada sejak 13 tahun yang lalu. Ahahaha,namanya juga menghayal, boleh aja kan? Biar lebih mateng gitu mempersiapkan diri sebagai seorang istri. Iya, meskipun sebagian besar dari sudut pandang pria, buku ini bisa memunculkan insight-insight tertentu baik sebagai istri maupun calon istri. Eh, kebalik ya, calon istri dulu baru jadi istri x) Yah,tapi masih bisa kok diterapkan ke depannya. Seperti yang saya bilang di awal,ngga rugi telat baca ini,jadi yang belum baca, segeralah beli dan baca buku ini. Atau mau saya hadiahin? hehehe. 

Saya mau share ya beberapa bagian dari buku ini yang jadi favorit saya. Menjadi spesial karena memunculkan perasaan tertentu berdasarkan pengalaman pernikahan saya yang baru seuprit ini (ini saya foto ulang bagiannya sama ganti warna ya,biar ada feelnya daripada diketik ulang. Gapapa ya mas Aditya? Nanti kalau ga boleh ya saya ganti hehehe, semoga boleh) :
The best quote ever!!! Para pria, bacalah ini!!! Saya sebagai wanita ngga kaku-kaku banget kok untuk diajak "susah" mengatur rumah tangga. Tapi dalam beberapa tahun sebagai istrinya pak Bernat melihat semangatnya suami bekerja, gaji dikasih (bahkan dia ngga pernah utak atik kalau saya lagi ketiban rejeki secara mandiri, dikasih uang bensin atau dimasakin lebih spesial udah seneng banget dia ahahaha), kalau dapet bonus selalu dikasih ke saya dulu sambil bilang : rejekinya istriku ini. Menurut saya itu romantis hehehe. Saya suka dimanjakan, tetapi dengan sikapnya seperti itu jadi terpacu untuk belajar mengelola keuangan dengan baik. Hehehe suami ngga pernah komplain dengan keborosan istrinya di makanan dan buku. Cuma pernah dia ngancem kalau sudah punya anak, istrinya baru bakal diperketat. Hahaha tuh Nak, bapak udah menempatkan kamu dalam rencananya,ngga pengen cepet turun ke perut ibu Nak? Qta jajan bareng, yang cs ya sama ibu ya X))
Tidak dipungkiri saya lebih cerewet dan emosional dibandingkan suami. Meskipun sekarang kontrolnya sudah lebih baik sih dibandingkan awal-awal pernikahan. Sampai saat ini kalau ada apa-apa yang memicu konflik, suami saya selalu yang lebih dulu memulai memecahkan kediaman saya. Iya,saya kalau lagi spanneng disuruh diem 2 minggu pun kuat tapi suaminya yang ngga kuat ahahaha. Entah itu lewat minta maaf ataupun lewat bercandaan garingnya yang mau ngga mau membuat saya juga ngga bisa tahan marah lama-lama. Suami saya ngga pernah gengsi untuk minta maaf. Kalau istrinya? Ya ngga bakalan ada marah atau diem kan kalau tidak ada yg dirasa salah. Hehehehehe,ndak ngeles kok itu,,,ya memang gitu keadaannyaaaa. Kalau saya butuh sendiri pasti dia kasih waktu dan mulai deh pesan-pesan garing lewat wa bermunculan. Ngga sampai sehari udah peluk-pelukan lagi hooo.
Pernah ada teman (dulu sih,sekarang sayanya udah dimusuhin hehehe,kangen juga padahal) ngomrl ke saya karena dia merasa dijatah sama suaminya dan merasa akan lebih baik kalau dia yang kelola semua gaji suaminya. Saya tanya aja : tau ngga jumlah pendapatan suami sebulan? Tau ngga pengeluarannya buat apa aja? Jawabannya : TAU, saya tanya lagi : dia mau disuruh inget kapan kudu bayar listrik? Bayar tagihan-tagihan? Ngambil-ngambil atau transfer-transfer kalau suaminya pas butuh padahal di rumah udah puyeng urus 3 krucils? Jawabannya : NGGA. Nah trus kenapa protes? Yah akhirnya dia memandang lebih positif cara pengelolaan keuangan mereka. Dan karena punya teman waktu saya bilang saya juga begitu. Saya tahu total pendapatan suami tapi saya maunya terima 'bersih'. Mungkin ini metode yang memang cocok untuk istri pemalas macam saya ahahahah,malas inget dan repot bayar-bayaran. Maunya yang penting porsiku kukelola dengan baik ehehe... dan dengan cara ini kami jadi tanggungjawab sama bagian masing-masing.
Ini baru kejadian dimulai dari awal tahun 2016 ini dimana saya berkomitmen jaga kebugaran tubuh mengingat tekanan darah makin tinggi. Saya memutuskan untuk mengikuti klub kebugaran biar sekalian dapet trainer dan ada banyak pilihan kelas. Nah, di bulan kedua,berat badan turunnya ga signifikan sih,tapi ukuran baju sudah bisa pakai M lagi daaannn pinggang,perut,lengan udah lumayan berbentuk (paha sama bokong belum hiks -malahcurhat-). Suatu sore di depan kaca lemari suami tepuk-tepuk perut buncitnya sambil bilang harus bisa mengimbangi istrinya ahahaha. Dia ngga kemudian ikut daftar sih,padahal saya kepingin banget workout berdua. Hal yang dilakukan adalah mau makan pakai beras merah, mengurangi porsi makan dan sekarang tiap Sabtu dia bersepeda. Belum ada penurunan yang keliatan sih dari perutnya,karena masih kuat nyemilnya hehehehe tapi bagi saya kata-kata dan niatnya itu romantiiissss. Semoga ke depannya mau ya dia diajakin workout bareng.
Kalau ini karena mengingatkan sama mama aja sih. Kangen banget sama mama. Dan meskipun cuma dikiiiittt kadang kalau ditransfer atau dibeliin apa gitu, selalu bilang "ga usah" dan lucunya sering bilang "nanti kamu ga bisa belanja". Hehehehe setelah tau harga-harga di Batam nih, mama selalu kasihan sama anaknya ahahaha,lucu deh pokoknya. Sebagai anak merasa belum bisa banyak-banyak nyenengin mamanya, tapi mamanya malah ngga pengen anaknya kenapa-kenapa. Hebat ya mama-mama kita? Semoga bisa jadi ibu seperti mama. Amin.

May 8, 2013

Ulasan Life is Beautiful oleh Xavier Quentin Pranata

Pagi ini saya membaca Life is Beautiful nya Xavier Quentin Pranata.
Dalam bab tentang 'Sepatu Boot' ada sebuah kalimat yang menggelitik saya, begini bunyinya 

"kita bisa berhasil menjalani hidup yang seutuhnya bukan berdasarkan apa-apa yang menimpa kita, tetapi lebih pada reaksi kita terhadap peristiwa itu. Reaksi positif akan menetralkan aksi negatif. Sebaliknya, reaksi negatif memperburuk aksi negatif"

dan sebuah kalimat lagi yang membuat saya semakin gatal dalam bab 'The Power of Thinking'

"kita memiliki kecenderungan untuk menyalahkan lingkungan dan orang lain. padahal seringkali kitalah yang membuat lingkungan kita menjadi buruk dan tidak nyaman untuk didiami".

Kedua kalimat ini sangat menggambarkan kehidupan interaksi saya terutama dengan orang yang saya kasihi yang mau tidak mau setiap aksinya membuat saya memunculkan reaksi. yaaang entah kenapa seringkali saya melakukan hal negatif yang membuat saya malah memunculkan duri-duri dan kemudian muncullah situasi yang tidak diharapkan.

Kedua kalimat tersebut bisa dengan mudah saya gambarkan seperti berikut ini.
aksi negatif : Pernah ngga merasakan betapa inginnya mewujudkan keinginan orang yang kita sayang, simple ngga susah-susah, dia cuma pengen nurunin berat badan dan paling tidak perut buncitnya sedikit mengalami penurunan lingkar. Tapi ngga bisa dong ya kita yang lakuin, yang bisa kita lakukan adalah sekedar mengingatkan jangan makan ini, makan itu, minum air putih, ngingetin jam makan dan hal-hal klise lainnya. Kita menganggap kita sudah masuk ke dalam rutinitas program penurunan lingkar perutnya. *catet ya*
Daaaan kemudian sekitar jam 11 malem dia minta sepiring nasi goreng menu lengkap beserta jusnya dengan alasan lapar seharian belum makan kalau lapar ngga bisa tidur, kita berusaha dong ya mengingatkan hanya makan buah atau sayuran dan ybs tetep ngotot dengan menunya.

reaksi negatif saya : marah, ambil bantal, tidur membelakangi dan membiarkan dia menghabiskan makan sendiri sambil merasa usaha mengingatkan selama ini sia-sia dan dianggap angin lalu (padahal udah serius ya booo :)
aksi-reaksi negatif ini berlangsung sampai pagi hari dan semakin kesal ketika ybs merasa tidak bersalah sambil nonton televisi dan meracau mengenai kegiatan-kegiatannya bersama teman-temannya. yang satu semakin cemberut karena merasa tidak dihargai sementara pihak lain merasa baik-baik saja karena merasa lapar dan bukan hal yang menyalahi wong seharian belum makan (males bilang ini kalau inget mbulnya XD)

aksi negatif saya : mendiamkan sambil menanggapi sambil lalu setiap perbincangan, berusaha tampak baik-baik dan kemudian nangis bombay (yang udah ditahan) sambil ngome-lngomel menyalahkan dia dan keadaan yang terjadi
reaksi negatif dia : membela diri, menyalahkan kalau tadi malam saya meninggalkan dan cari gara-gara hanya karena sepiring nasi goreng padahal dia lapar, menuduh tidak pengertian (di sisi lain saya sambil mewek menyalahkan dia adalah pihak yang tidak pengertian)

blablablabla adu argumen dari sudut pandang masing-masing yang membuat lewatnya ritual morning s*x terlewati, tidak ada pelukan hangat padahal kemudian akan berpisah selang beberapa waktu, tidak ada senyum pengertian yang membuat saling dipahami satu sama lain dan bahkan tidak ada kecupan kecil sebagai penanda bahwa keberadaan masing-masing masih dibutuhkan daaann buruknya komunikasi selama seminggu ke depan (atau mungkin lebih? ;p)...

waw betapa banyak kerugian yang dialami hanya karena reaksi yang kurang tepat dan kemudian saling menyalahkan, menuduh  tanpa melihat bahwa aksi diri sendiri terkadang menimbulkan reaksi yang salah, ingin dipahami tanpa berusaha lebih dulu memahami, sama-sama tidak mau mengalah dengan melihat sakit dan luka hati yang ditimbulkan, sama-sama merasa butuh didahulukan kepentingannya, dan banyak lagi daftar keegoisan lainnya yang menuju pusat yang sama : menyalahkan dengan tidak memperhatikan reaksi kitalah yang menyebabkan rentetan aksi lainnya.

susah-susah gampang saudara, biasanya setelah kejadian baru bisa evaluasi diri :)
tapi dengan pembelajaran yang kontiniti saya yakin kedewasaan suatu hubungan akan bisa terus terasah, seandainya saya mengalah terlebih dahulu dan memahami kebutuhannya makan nasi goreng tengah malam sambil memberikan argumen yang lebih lembut mungkin saja kejadiannya akan berbeda, memberikan reaksi positif (seminimal mungkin setidaknya :) terhadap aksi negatif akan sangat berdampak besar kan ya?
atau mungkin di pagi harinya saya yang lebih dahulu memberikan kecupan selamat pagi dan memberikan tanda bahwa saya sudah mengampuni sepiring nasi gorengnya di malam hari :D
yah apapun itu, pembelajaran bagi saya adalah : diperlukan penguasaan diri dan terutama  selalu mengingat bahwa : reaksi kitalah yang menentukan ^_^ 
terutama agar tidak membuang waktu yang berharga dengan mengisi pertengkaran bersama orang-orang yang kita kasihi. betul tidak? 

"Sedapat-dapatnyakalau hal itu bergantung padamu,
hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!"
(Roma 12:18)