September 30, 2014

Mengenang Masa LDR - LDM :)

Ngga terasa sudah mau habis juga September 2014 dan menjelang Oktober 2014 :) Oktober itu adalah bulan saya karena dia adalah bulan ulang tahun saya dan ulang tahun ponakan kesayangan, bulan dimana akhirnya saya menyelesaikan S2 saya serta bulan dimana akhirnya saya melepas masa lajang. semoga Oktober 2014 ini membawa berkahnya sendiri ya :)

Tahun 2014 ini secara hitungan waktu sih sudah berjalan 2 tahun ya pernikahan saya dan suami, tapi secara kenyataan kami baru menjalani rumah tangga sesungguhnya alias gabung jadi satu rumah ya baru 6 bulan (jalan 7 bulan ding) di tahun 2014 ini.

Trus sisa waktunya kemana? Sejak 2 hari setelah sah menjadi suami-istri, saya sudah ditinggal suami kembali ke kota asal karena cuti menikahnya sudah habis :D Ya, 1,5 awal tahun pernikahan kami menjalani yang mungkin bisa di sebut long distance marriage jenjang tertingginya long distance relationship alias LDR hehehehe sok-sokan ada perjenjangan ya. Kami harus berpisah sementara karena saya mesti menyelesaikan kuliah S2 saya di Jogja sementara suami harus kembali ke kota Batam untuk bekerja. Orang lain yang biasanya mendengar kisah kami di awal pernikahan ini responnya sebagian besar sama yang lebih menggambarkan keheranan kok bisa ya, kok tahan ya, kok mau ya. Lah gimana wong memang keputusan kami berdua saat itu memang seperti itu hehehe

Kalau ditanya kok bisa, ya bisa-bisa aja, karena sebelumnya kami sudah terlatih menjalani LDR. Kalau mengenang masa lalu *ihik* saya dan suami berpacaran sejak 17 Agustus 2003, tapi  pada Januari 2005 pada saat saya keterima kerja di ibukota itu adalah awal kami menjalin hubungan pacaran jarak jauh. Kalau mau pencitraan ya sampai Oktober 2013 kami berarti pacarannya sudah 10 tahun ya :))) pencitraan positif karena sebenernya ya putus sambung, pertengkaran sana-sini, cemburu gitu-gini, permasalahan itu-ini, de-el-el, de-es-be. Tapi kalau masalah putus ini suami pasti ngga terima karena kalau menurut beliaunya permintaan putus selalu datang dari saya dan beliau ndak pernah mengiyakan, jadi versi pacarannya suami lebih langgeng dibandingkan putus sambung versi saya >.<

Kalau ditanya resepnya apa, saya sendiri ndak tau, tapi yang sudah pasti ya karena pacar saya waktu itu (alias suami saya sekarang) yang kekeuh bertahan dan ngejar mulu ngajakin nikah :D bener loh, banyak banget pengorbanan yang dilakukan sampai pernah pindah dari pekerjaan di Tarakan hanya karena saya ngga mau ikut tinggal di Tarakan padahal pada saat itu saya tidak menjanjikan apa-apa. Sampai akhirnya tetap dipinang padahal saya belum lulus studi hehehe, udah gemes palingan ya :p

Nemu kolase foto jadul ini bulan kemaren di map file dokumen punya suami, ternyata dia yang simpen :) Ada beberapa foto kami juga dia masih simpan. Kalau saya? Jangan tanya, tiap berantem atau ada masalah sedikit pasti setiap foto disingkirkan alias digunting-gunting XD lebih enaknya LDR itu adalah kalau ada masalah ngga ngeliat orangnya langsung jadi bisa ngapa-ngapain enak, nyari pengalihannya lebih gampang. Ngga enaknya ya jadi permasalahan kadang berlarut, pas mau dibahas kadang malah udah lupa masalahnya apa :D yang keinget cuma perasaan dan emosi negatifnya saja dan malah kadang menuju pertengkaran baru lagi. Cuma ya jangan tanya, kalau kangen ya kangen banget...pas ketemu meskipun cuma beberapa hari pasti ngga terasa tiba-tiba harus udah pisah lagi hehehe
Ini kondisi suami dan saya baru-baru ini (sekitar 3 minggu yang lalu :) sudah sama-sama semakin membulat dan makin banyak permasalahan rumah tangga yang kami hadapi, tetapi yang masih sama seperti di awal kami pacaran ya suami sih yang lebih sabar dan ngalah. Jangaan salah, sejak menjadi seorang istri, saya juga sudah mengalami banyak perubahan, jadi lebih manusiawi dan lebih sabar :D *ini penilaian saya oh ya* Kalau awal masih LDM lebih enak, ngga perlu ketemu dan meredam emosi lebih gampang. Kalau sekarang, gimana mau kabur, oknumnya ketemu lagi di rumah, yang di lihat ya dia lagi dia lagi :D apalagi dengan intevensi keluarga dari pihak suami yang budayanya sangat berbeda sekali dengan nilai-nilai moral yang saya anut, beugh jangan tanya gimana porak porandanya kami beradaptasi, kerasanya baru sekarang booook *tarik napas dalam-dalam sambil bilang aku rapopo :p* Masih seumur jagunglah kalau dibandingkan dengan keluarga muda lainnya...semoga menjelang 2 tahun pernikahan ini kami semakin sama-sama lebih dewasa dan bisa lebih bijaksana menghadapi permasalahan (yang sebenernya sih muter-muter di situ-situ aja dan ada pihak-pihak yang kadang ngga merasa bahwa intervensinya sudah kelewat batas dan beberapa hambatan hubungan lainnya, wajar sih ya namanya juga 2 otak 2 hati jadi 1 rumah :D ya selama masih di kota ini sepertinya bakalan gini-gini aja :D) semoga tahun depan lebih bisa siap menjadi orang tua, karena kalau tahun ini sepertinya masih tahun kami beradaptasi dengan kehidupan rumah tangga ya. semoga. amin :)

August 7, 2014

Modifikasi Kebaya Wisuda S1 untuk Acara Langkahan 5 tahun Kemudian

Iseng-iseng lihat-lihat foto-foto jaman dulu, pas pindah ke folder foto langkahan waktu adek minta ijin menikah duluan jadi keingetan kalau kebaya yang dipake adalah kebaya yang waktu wisuda S1 alias sudah 5 tahun berlalu ternyata dipakai lagi. Ketawa-ketawa sendiri juga sih dengan ukuran badan yang berbeda bisa juga terpakai lagi kebayanya :D 
Jangan salaaah, ukuran badannya ngga cuma beda sekilo dua kilo tapi udah masuk ke rentang 10 kiloan (ho.oh, sekarang berat badannya ngga pernah di bawah 60 lagi huks, syedih, semoga sehat selalu deh ya). Kalau ngga salah inget dimodif karena acaranya agak dadakan dan mama ngga sempet cari bahan makanya tante Hartoyo (penjahit andalan kami) diminta memodif kebaya merah yang baru sekali aja dipake pas wisuda di Agustus tahun 2005 itu, oia, acara langkahan ini diadakannya Desember 2010. Kenapa bisa dimodif dengan mudahnya ternyata tipsnya adalah tante Hartoyo pada saat membuat kebaya di awal melebihkan masing-masing di kanan kiri bangkekan (daerah pinggang) 

Kenapa harus ada upacara langkahan? Karena pada waktu itu saya masih sok-sokan belum mau nikah, alias males mikirin pernikahan, padahal sekarang sih terkadang ada penyesalan keapa ngga nikah muda dan nurutin ajakan suami nikah pas umur 25, kan dah punya anak SD sekarang :)) just kidding masih mensyukuri setiap tahapan hidup saya kok sampai saat ini :) Nah, karena saya kakak yang baik (memuji diri sendiri :p) berdasarkan keinginan adek yang memang saat itu lebih siap dan lebih matang untuk menikah ya diijinkan dong ya. Cuma, karena keluarga masih menganut adat Jawa, maka dirancanglah acara langkahan ini supaya resmi dan terberkatilah sang kakak yang sudah merestui adiknya menikah terlebih dahulu :) Upacara langkahan diadakan apabila ada adik yang akan menikah terlebih dahulu dibandingkan kakaknya. Katanya sih jaman dulu kalau kakaknya ngga mau ya nunggu aja gitu sampai kakaknya dapat jodoh, kasihan ya? Atau ada juga kakak yang memanfaatkan untuk meminta seserahan yang pol-polan sekalian agar adiknya bisa mendapatkan restu. Kalau saya? Masih baiklah, cuek banget, ngga segitunya, padahal harusnya minta apa gitu ya sekalian :D

ini foto satu-satunya dari kenangan wisuda S1 yang saya temukan. Karena file-filenya hilang di PC yang sudah dimutilasi sama adik saya tanpa back up data, mesake tenan kan hehehe. Sudah gitu nemunya adalah di kartu ATM dulu pas nabung di Bank NISP, kalau ngga salah ada promo bisa bikin ATM berdasarkan foto casual. Untung juga milihnya foto ini, jadi masih adalah kenangannya. Liat kan masih kecilan, leher dan dagunya aja misah, tulang pipinya masih ada (niat banget ya mereview diri sendiri hahahaha). Pada saat itu sih ukurannya termasuk ndut, tapi dibandingin sekarang jauuuhhh lebih ramping :)))))
Acara ini dipandu dan dirancang sama salah seorang Pakdhe yang memang njawani banget. Lihat, 2 bunga di vas yang besar-besar itu? itu adalah kado dari mama karena mama dan saya suka banget bunga dan dibanyakin bunga sedap malam karena itu adalah bunga favorit saya, sampai sekarang. Suka banget kesederhanaan, kecantikan dan keharumannya *_*
Pas liat foto ini jadi senyum-senyum sendiri. Gimana engga, kapan lagi coba adek saya mau sungkem begini :))) wong sehari-harinya aja cuek beibeh dan dulu dia keras banget kalau udah punya keinginan. Eh, tapi sudah pernah saya bilang ya di sini setelah acara langkahan adek saya berasa lebih jadi kakak dan setelah punya anak alias Deren lahir kebijaksanaan dan kebaikan hatinya dah beda banget dibandingkan pas lajang :)
Ini adek dan calonnya, kalau sekarang sih udah jadi ipar ya, bersama dengan seserahan yang dikasih pada waktu itu. Disertai dengan pisang mas (kalau ngga salah, apa pisang raja ya?) dan uba rampenya bunga-bunga, sayangnya saya lupa ada bunga apa saja. Kalau berdasarkan googling sih fungsinya bunga-bunga ini adalah untuk "melambangkan kesejukan dan mengharumkan nama  orang yang melaksanakan ritual langkahan". Ada amin saudara-saudara? Amin yaaaaa :D
Bersama pakde bude. Ini dek Ryo seneng banget harusnya, karena jarang-jarang keluarga yang dari Bogor dan Bandung dan luar kota lainnya pada bisa dateng dan memberikan restu di pernikahannya. Ngga semua sepupu bisa selengkap ini didatengin para bude, pakde, om dan tante. Oia, pernikahan dilaksanakan keesokan harinya kalau ngga salah inget.
Ini pas acara sudah selesai dan mau makan malam sekalian. Disediakan tumpeng juga sebagai syarat uba rampenya. Berdasarkan googling juga, tumpeng yang dipakai namanya "tumpeng golong" (sebuah tumpeng kecil yang terbuat dari nasi putih saja. Tumpeng ini merupakan miniatur dari gunung yang melambangkan keluhuran budi (dari warnanya yang putih)). Ada menu ayam ingkung bakarnya juga (ingkung maknanya “linangkung” yang berarti paling atau lebih, yang maksudnya agar orang yang melalukan ritual ini menjadi orang terpandang. ayam ingkung yang dibakar dimaksudkan untuk membakar kesalahan-kesalahan masa lalu). Seperti biasa, kalau ada acara yang melibatkan tumpeng dan nasi kuning mama sudah punya langganan di Mergan Lori, enakkkkk banget rasanya padahal warungnya kecil banget di pojokan jalan. Kalau pagi jam 7 pasti sudah habis diserbu para pencari sarapan **di tahun 2014 ini aja seporsi banyak banget harganya cuma Rp. 7000,- plus sambel yang endeeeeuuuss tenan, pas ke Batam kemarin, mama sengaja bawain nasi kuning buat saya juga, saking kangennya sama nasi kuning ini :)**
Ini iseng yaaaaa :))) milih foto ini buat nunjukin kalau setelah dimodifikasi alias kebayanya diperbesar seukuran badan yang melar di atas 60 kg itcuuuhh, jahitannya masih tetap rapih dan ngikut body :D Kebaya memang untung-untungan, jadi saat sudah dapet penjahit yang kenal badan kita sebaiknya dipertahankan dan berharap penjahitnya selalu standby untuk menerima repeat order beserta request-request yang kadang nyleneh dari pelanggannya :D

July 31, 2014

“Hanya Aku”

Ting-ting (pesan masuk)
Tara                 : Ngopi yuk
Freya               : Ngga ah, males, panas
Tara                 : Kujemput ya, please?
Freya               : Ogah ah, tetep aja naik motor kepanasan
Tara                 : Siap-siap ya, 10 menit lagi meluncur ke kosanmu
Dih, dibilang ngga mau juga maksa. Kesal aku melemparkan handphone ke atas tempat tidur dan mengarahkan kakiku yang sebenarnya malas meladeni ajakanmu ini ke lemari pakaian untuk bersiap-siap. Ya, inilah aku dengan kebiasaanku yang tidak pernah bisa menolak permintaanmu dan kamu dengan perangaimu yang selalu antipati terhadap penolakanku. Selalu kamu pemenangnya. Bukan panasnya mentari kota ini yang membuatku malas menanggapi ajakanmu, bahkan sebenarnya aku selalu menantikan waktu untuk bisa menikmati wajahmu, celotehmu dan menikmati kebersamaan kita apapun aktivitasnya. Bahkan aku menggilai aroma tubuhmu dalam berbagai aktivitas, karena kamu tetap wangi sih, siapa juga yang mau membaui bau asem keringat setelah futsal? Anehnya tidak seperti teman priaku yang lain, kamu selalu wangi, bahkan kamarmu pun termasuk rapi dibandingkan kamarku yang acakadut ini. Hal yang membuat aku malas adalah topik yang sudah hampir sebulan ini tidak pernah berubah dari dirimu Ra, topik tentang gebetan barumu. Stok lama sih katamu dan aku pun pernah mengenal sosoknya, dia yang dulu mengacuhkanmu tetapi entah mengapa akhir-akhir ini dia mulai merespon minatmu terhadap dirinya.

Handphone-ku mulai berdering dengan ringtone yang aku setting khusus untukmu. Beberapa kali hanya ada panggilan-panggilan singkat, menunjukkan ketidak sabaranmu dan aku memang sengaja tidak merespon, soalnya lagi malas, kalau kamu yang butuh ya kamu yang menunggu. Bukan begitu Ra? Inginnya membuatmu menunggu satu jam di luar, apa daya hanya selang 5 menit aku sudah siap di hadapanmu sambil membawa helm pribadiku.
“Yah, kok ga dandan sih, biasa banget polesannya” protesmu melihat tampilanku yang mungkin seperti orang baru bangun tidur, padahal ya sudah dipoles sedikit bedak dan cukup sempat memulas lipgloss andalanku.
“Udah deh cerewet, suruh siapa kasih waktu cuma 10 menit, mana ada bisa menor 10 menit, jadi ngga nih, kalau ngga aku masuk lagi” gusarku, sudah bagus aku mau nurutin kamu Ra.
“Iya, iya, tumben galak, belum waktunya datang bulan kan hahahaha” candamu sambil mengejarku yang sudah menuju tempatmu memarkir motor. Sedekat itukah kita Ra sampai jadwalku datang bulan saja kamu hapal, ya enak sih soalnya aku teratur, kalau engga, mana kamu tau kan.

Duduk di boncengan motormu ini sebenarnya sedikit menyiksa, karena angin dengan seenaknya bisa membuat hidungku penuh dengan aroma tubuhmu dan otakku akan selalu mengingat bau ini Ra, sampai kapanpun. Kuletakkan tas kanvasku di antara kita untuk meminimalisir kontak fisik akibat guncangan-guncangan yang ditimbulkan motor ini saat menghadapi jalan tidak rata. Ya tidak munafik sih Ra, sejak aku merasakan rasa sayang yang berbeda, sentuhan sekecil apapun darimu menimbulkan getaran yang aku tidak suka dan membuatku tidak nyaman. Padahal sejak awal pertemanan kita mau uwel-uwel rambut atau noyor pipi bukanlah hal yang asing bagi kita berdua. Kamu mungkin sudah lupa saat kota pelajar dan kota budaya ini pernah diguyur hujan deras plus petir yang bahkan membuat baliho di depan perempatan fakultas Magister Manajemen dan beberapa pohon di sekitar fakultas kehutanan tumbang di saat itu pula kamu pertama kali menangis sejadi-jadinya. Kalau di komik-komik mukamu sudah seperti pelakon yang hidungnya penuh ingus bercampur air mata kali ya Ra hehehe. Saat ini aku mudah mentertawakan momen itu, tetapi di waktu itu saat kamu mulai sesenggukan di bahuku dan tidak sengaja pada saat menoleh aku malah mencium ubun-ubunmu sekedar untuk memberi kekuatan. Ternyata hal itu malah membuat aku bergetar dan menahan diri kuat-kuat untuk tidak memelukmu untuk memberikan kekuatan padamu bahwa kamu baik-baik saja meskipun Anin meninggalkanmu untuk pria yang secara umum dipandang sudah mapan dan pindah ke kota lain mengikuti suami barunya itu.

“Mau nyuci helm sekalian ga? Mumpung sepi tuh kayanya” ujarmu membuyarkan lamunanku, ternyata kita sudah memasuki parkiran motor basement mall ini.
“Iya, boleh deh, bayarin tapi ya, aku lagi bokek”
“Wuuu maunya”
“Ya maulah, wong ditraktir yo mosok nolak” sahutku sambil meletakkan jaket di jok motor dan membawa helm ke arah pencucian helm tanpa menunggu repetanmu selanjutnya. Aku selalu suka bau helm baru dicuci, dulu kamu mana mau Ra ikut-ikut, tapi setelah beberapa kali melihatku akhirnya malah kamu yang jadi rutin cuci helm. Coffee shop tempat biasa kita mangkal terletak di lantai dasar mall ini. Siang ini tidak terlalu ramai, meskipun sebenarnya tergoda aroma bakso saat menaiki eskalator ke atas, aku menahan diri untuk ikut saja ngopi seperti ajakanmu.

Aku sudah cukup terbiasa dengan istilah-istilahmu, kalau “ngopi yuk” ya artinya kamu ingin ke tempat yang tenang untuk bisa ngobrol dalam waktu beberapa lama tanpa gangguan suara-suara dari lingkungan sekitar. “Jalan yuk” artinya adalah mencari tempat yang sedikit jauh untuk refreshing entah kamu yang pilih atau aku yang penting tidak di pusat perkotaan, biasanya sih ke bukit atau pantai pilihannya, kalau rajin dan ada kelebihan bensin ya sekalian hunting makanan ke kota sebelah. “Nongkrong yuk” artinya ke mana saja yang ramai sekalian bisa puas melihat tingkah laku orang dengan pose seenak kita entah cuma sekedar ke angkringan belakang stasiun atau ke tempat-tempat yang katanya didatangi anak gaul kota berhati nyaman ini. “Makan yuk” artinya ya makan besar memuaskan hasrat lapar kita. Sekarang kamu kodenya adalah ngopi bukan makan, jadi ya rasa ingin makan itu bisa ditunda nanti saat pulang aku akan bungkus untuk makan malam. Pojokan favorit kita belum terisi, ya memang siang ini mall tampak cukup sepi entah karena matahari yang sedang gahar atau karena memang mendekati akhir bulan entahlah.

“Ze udah mau aku ajakin keluar loh Frey” ujarmu membuka pembicaraan setelah mba-mba waitress yang ramah membawa pesanan kita untuk dibuat.
“Oia, trus? Cuma gitu aja sampai perlu ajakin aku panas-panas keluar? Rugi deh kemaren facial kalau begini” sahutku tanpa bisa mengurangi level ketus, ya mau bagaimana lagi, namanya juga lagi kesal.
“Kamu kenapa sih, jangan gitu dong. Temennya lagi seneng kok situnya suntuk aja. Jadi, gimana Frey?”
“Apanya yang gimana?”
“Ya menurut kamu gimana, dilanjutin apa engga?”
“Yaelah, lewat whatsapp aja kali kalau nanya begituan doang”
“Kamu kesambit apa sih? Ga enak lewat chatting pengennya sambil ngopi. Udah ah, gimana, kecepetan ngga kalau aku ajakin Ze dinner romantis?”
“Ra, yang lebih ahli masalah cewek tuh kan kamu, masa kamu mau nurunin standar pake nanya segala ke aku?”
“Hahaha, asemm kowe ki, tapi aku beneran serius iki, pengen referensi dari kamu enaknya kemana ya ngajakin anak satu ini. Lama bisa dapetinnya masa cuma di bawa ke angkringan?”
“Ya udah bawa aja ke coto Makasar di Krasak itu…makasih mba” jawabku asal sambil mengambil gelas racikan kopi yang dibawakan waitress dan menggeser nomor meja yang ada, supaya piring berisi beef Lasagna pesananku bisa mendapatkan posisi yang pas.
“Kamu nih ngawur, masa di bawa ke warung” balasnya sambil juga mulai sibuk dengan sandwich dan potato fries miliknya.
“Ya kenapa mesti ribet sih Ra, just be yourself, dia yang bakalan jadi cewekmu kan semestinya juga semestinya juga nyaman dengan kesukaanmu dan paling ngga taulah kemana tempat-tempat favoritmu”
“Gitu ya?” Tara melemparkan pertanyaan retorik dan sekilas nyengir ke arahku.
“Kamu nih ga jelas, tapi selama ni makanan di bayarin aja ya gapapa sih, boleh tambah bungkus bakso di bawah ga ntar pas pulang?” ketusku lagi. Diapun tertawa sambil mengabaikan nada jengah yang kulontarkan padanya.
“Beres, boleh lah itu”
“Lah tumben baik ngga pake perhitungan, biasane medit puol
“Hahahha dasar kamu, masih ga percaya aja, temenmu yang satu ini kan baiknya tiada terkira hahaha”
“Pret ah, ge.er”
“Lagian Frey, masa kamu ga pengen toh diajakin seneng bareng, ga tau kenapa aku seneng banget sama yang sekarang ini. Pengen aja ditemenin kamu kalau lagi seneng. Kalau aku ajakin pas aku dangdut kan kamu ntar bosen lama-lama. Hahahaha”

Selama dua jam kemudian aku hanya mendengarkan kisahmu dengan Ze ini. Betapa kamu menyukai setiap hal kecil yang dilakukannya sebagai bentuk perhatian, betapa dia sangat kewanitaan tanpa membuatmu merasa risih meskipun terkadang sifat manjanya keluar tetapi malah membuatmu menuruti perkataannya, betapa kamu selalu ingin berada secepat mungkin di sampingnya saat dia membutuhkanmu, betapa kamu bagaikan mendapatkan rejeki nomplok saat Ze memberikan respon positif sekian lama kamu melemparkan jaring-jaring rayuanmu. Dan berbaris-baris betapa-betapa lainnya yang semakin kamu ceritakan dengan ekspresimu yang seperti anak kecil mendapatkan keinginannya semakin membuat dadaku terasa menyempit. Dan seakan aku semakin sebal dengan kelemahanku tidak bisa menolak keinginanmu untuk berbagi kebahagiaanmu. Ya gimana ngga sebel Ra, semua hal yang dilakukan sama Ze sudah pernah aku lakukan bahkan lebih, aku mengenalmu lebih lama, aku selalu ada di sisimu tanpa kamu harus berusaha susah payah.
Tidak pernah kan mau menyadari kalau menyebalkan itu adalah saat dia hanya pernah sekali menjemputmu di bandara tapi kamu merasa itu hal yang hebat sementara sudah berapa kali aku yang jemput kamu bahkan pernah saat kamu dari Jakarta menggunakan bis malam aku harus menjemputmu subuh-subuh di tepi ringroad? Seorang anak gadis menunggu matahari terbit di pinggir jalan hanya untuk menanti anak lelaki yang mungkin tidak menyadari bahwa anak gadis ini yang selalu ada dalam setiap kejadian berarti dalam hidupnya. Hhhhffttt, sudahlah, aku tak akan membiarkan diriku membuat daftar yang lebih panjang lagi mengenai keberadaanku di sampingmu, karena itu akan membuatku semakin kesal dan terus merutuk.

Ting-ting (pesan masuk)
          Tara       : Baru dapet telpon lagi J
          Freya     : Harus ya tiap di telpon sama pacarnya laporan ke aku???
          Tara       : Bukannnlah Freya!
       panggilan wawancara terakhir
          Freya     : Ooohh…selamat yaa
                         Buat kapan?
          Tara       : Besok lusa, besok aku berangkatnya
                         Udah dapet flight pertama, biar malemnya bisa kencan sama Ze dulu :p
          Freya     : wish u luck ya Ra
                         Salam buat Ze
          Tara       : Doain ya Frey
                          I want it much, I do really, really want it
          Freya     : Pastilah
                          Kalau ntar udah dapet gaji gede, jangan lupa mampir kesini ya Ra
          Tara       : Pasti mbokdhe, dah kangen banget karo tengile kowe
Panggilan terakhir yang kamu pintakan juga doa dariku ini Tara, tidak membutuhkan waktu lama untuk mengetahui akhirnya kamu diterima. Akhirnya impianmu untuk bekerja di ibukota agar dapat lebih dekat dengan Ze (ya, ini hubungan terlama dan terseriusmu dengan seorang wanita, congrats) akan dapat terwujud pula. Kalian semakin mendekat sementara entah kamu sadari atau tidak, aku semakin menjauh darimu. Bukan hanya soal hati, karena ada pepatah yang mengatakan bahwa hati tak pernah berjarak, but hei itu cuma hatiku. Memang saat ini aku diterima di salah satu perusahaan pertambangan yang besar di Borneo ini, di salah satu kota yang juga memiliki kenyamanannya sendiri. Kebanggaan dan antusiasme yang kamu dan keluarga berikan saat aku mulai menuju kota ini agak sedikit tercemari oleh niatku yang pergi bukan untuk sekedar bekerja menerapkan ilmu membahagiakan orang tua seperti yang dicita-citakan oleh sebagian besar para pencari kerja. Aku hanya ingin jauh darimu, aku bosan menemanimu membagi kebahagiaanmu, meski sesungguhnya aku tak ingin kehilangan cerita tentangmu, tidak ingin tidak menjadi bagian dari kisah hidupmu.

“Mba Freya, baru pulang? kok pulangnya malem terus mba akhir-akhir ini?” sapa Yanies salah seorang teman kosku saat melihatku melintas menuju dapur untuk melihat stok cemilan apa yang masih ada di dalam kulkas.
“Iya, Nies, lagi ada deadline. Ibu managernya akhir minggu ini kudu ke Jakarta, makanya pada di genjot biar beres sebelum dianya berangkat”
“Capek ya mba?”
“Sedikit sih, capeknya ketutup sama bisa gaul bareng orang-orang pinter, tapi stress juga hahahaha” aku tertawa miris  sambil mengambil egg tart yang kubeli 2 hari lalu dan belum menunjukkan tanda-tanda bau saat kuendus, lumayanlah buat nyemil.
“Ih mba nih, bikin iri mulu, dah pinter, cantik, rajin pula”
“Oke, kamu mau ditraktir apa nih dah muji-muji kaya begitu” aku yang ke-ge-er-an mendekati Yanies yang masih anteng duduk di ruang tv di sebelah dapur. 

Ya itulah kenapa akhirnya pilihanku jatuh di tempat kos ini meskipun jalan masuknya sedikit curam dan agak sepi kalau sudah malam. Selain pemiliknya yang baik dan isi kamar yang sudah lengkap, keadaan kos ini seperti rumah yang lengkap dengan segala isinya bahkan dapurpun ada beberapa lemari kecil dimana para penghuni kos bisa menyimpan perlengkapan masaknya tanpa tercampur yang lain. Meskipun tidak menyediakan seorang pembantu untuk beberes tidak masalah bagiku karena sudah terbiasa juga kos di kota pelajar kesayanganku itu. Lagipula dari 8 penghuninya yang kebanyakan sudah pekerja mereka tampaknya manusia pemerhati kerapian dan salutnya bahkan kamar mandi tidak memerlukan tempelan kertas berisikan bermacam-macam himbauan untuk memperhatikan kebersihan maupun membersihkan sesuai panggilan hati tetapi keadaannya tetap bersih dan wangi. Itulah yang membuatku memilih tempat ini dari awal dan segudang kegiatanku tidak membuatku melalaikan sosialisasi dengan penghuni yang lain meskipun mereka juga tampaknya bukan tipe yang ikut campur urusan orang lain, yah paling tidak bisa merasakan kekeluargaanlah di kota orang. Toh kalau ada apa-apa dengan diriku, semoga tidak, ya mereka duluan yang akan tahu dan bisa kumintai tolong bukan?

“Udah makan mba?” tanya Yanies membuyarkan kekagumanku terhadap tata ruang kosan ini.
“Belum sih, tapi masih kenyang, tadi makan siangnya agak sore” ya bagimana bisa makan siang tepat waktu kalau jam makan siang kami masih terjebak rapat dan makanan prasmanan yang sudah tersedia sebagai konsumsi rapat seakan tidak bisa mengalahkan keseriusan proyek yang sedang berlangsung sekarang ini. Untungnya cemilan yang tersedia bukan cemilan ecek-ecek tapi kelas berat juga, jadi lumayanlah sebagai pengganjal perut.
“Jangan suka telat ah mba, kasian perutnya, tuh mba Erni baru aja kumat penyakit maagnya” tuturnya yang sepertinya tulus mengingat Yanies juga merupakan seorang perawat di rumah sakit terkenal yang posisinya juga tidak terlalu jauh dari kos ini.
“Iya, iya sus, baiklah, nanti kalau ada apa-apa obati saya ya sus” godaku.
“Hahaha mba ini malah becanda. Eh, mba, aku liat di lemari ruang tengah itu kok paketannya masih ada. Belum dibuka?”
“Paket apa?”
“Kayanya buat mba deh, aku sempet lihat sekilas, udah dari kemaren sore loh”
“Oh gitu ya? Coba kulihat” kataku sambil melangkah menuju lemari yang membatasi antara ruang tamu dan ruang tv. Aku melihat ada kotak kecil berukuran setengah folio terbungkus kertas coklat yang memang benar bertuliskan namaku dan kemudian dadaku terasa penuh dengan udara sehingga aku agak kesulitan menarik napas saat melihat nama pengirimnya.
“Iya Nies, bener, buat aku, ke kamar dulu ya, thanks sudah kasih tau. Kalau engga bakalan sampai bulukan disitu terus hehehe” pamitku pada Yanies berusaha tampak wajar.
“Ok mba, sama-sama, aku masih mau nonton dulu” padahal dia sebenarnya memiliki televisi sendiri di dalam kamar, entah kenapa malah lebih senang menonton di televisi umum. Bagiku malah menguntungkan karena kosan jadi tidak terasa sepi.

Sesampainya di kamar kubuka kotak itu yang ternyata di dalamnyapun masih dilapisi lagi dengan kertas kado berwarna hijau. Pasti bukan kamu Ra yang membungkusnya, ada campur tangan wanita yang mungkin tak perlu disebut siapa oknumnya. Kubuka perlahan selotip yang membungkus rapat lapisan kotak itu. Ada sebuah cardigan rajutan dari bahan wool yang sangat lembut berwarna hijau army. Namun bukan itu yang menjadi fokus perhatianku, karena di atas cardigan itu tampak ada foto kalian berdua Ra dan sebuah flashdisk mini berwarna hijau yang disemat dengan rapi agar tidak merusak foto maupun cardigan itu sendiri. Foto kalianpun bernuansa hijau, kalau meminjam istilah teteh Syahrini, terpampang nyata cetar membahana menampakkan senyum dan pose yang tampak mesra. Foto dengan editan tulisan ucapan selamat ulang tahun dan beberapa kalimat pengharapan yang umum diucapkan kepada mereka yang sedang berulang tahun. Norak!!! Jeritku dalam hati.
Bahkan warna favoritku yang tersebar di antara setiap barang kirimanmu tidak dapat menahan air mata ini untuk tidak mengalir membasahi pipi. Entahlah, dia tak ingin berhenti meskipun aku tak menginginkan rasa asinnya terasa di bibirku. Air mataku mungkin hanya ingin membantu meringankan kesesakan hati ini tanpa harus membuat tenggorokan lelah menjerit. Air mata adalah media sederhana yang mampu mengurai pedihku saat ini.

Ulang tahunku sudah lewat dua hari yang lalu dan kamu tidak mengatakan apa-apa tentang paket ini. Kejutan yang norak Ra, sangat norak. Bahkan akupun terkejut sendiri dengan hembusan napasku yang rasanya lebih keras dibandingkan lenguhan sapi sedang kepanasan. Tidak cukup kamu kalian menyiksaku dengan foto kemesraan kalian, masih ada ucapan lain yang kalian berikan lewat flashdisk yang ternyata berisikan video singkat tentang doa-doa kalian untukku. Pernyataan rindu kalian padaku dan lagu ucapan selamat ulang tahun yang dinyanyikan Ze diiringi gitarmu diselingi foto-fotoku di masa lalu saat kita masih ada di kota kenangan itu. Salahkah kalau aku muak? Siapa yang harus kusalahkan atas rasa ini? Tak adil memang kalau aku membenci kalian atas kondisiku saat ini. Ingin aku keluar dari lingkaran ini yang sepertinya tak berujung dan hanya aku pemeran utamanya. Namun kalau aku pergi, aku takut sedihnya kehilanganmu akan lebih perih dibandingkan rasa cemburu ini.
Semilir aku mendengar sudah ada kegiatan yang dilakukan di dapur, otomatis kulirik jam di dinding, tapi kurasakan kelopak mataku berat, tak ingin bekerjasama menuruti perintahku untuk segera terbuka. Lampu masih menyala, laptop masih terbuka di sisi bantalku, foto ucapan kalian masih tergeletak di lantai dan cardigan hijau itu masih tertata rapi di kotaknya belum tersentuh. Kuraba pipiku yang bahkan tanpa menggunakan krim malam masih terasa lembab bekas jejak air mata dan telapak kaki yang terasa dingin karena selimutku masih terlipat di tempatnya tidak terpakai olehku tadi malam. Entah berapa jam aku menangis dan merutuki hal yang kalian rasa baik tetapi pada kenyataannya sangat menyiksaku sampai akhirnya jatuh tertidur. Masih tertinggal rasa sesaknya, yang aku inginkan hanyalah udara segar, bukan di kamar yang saat ini rasanya sedang tidak bersahabat denganku. Untungnya hari Sabtu ini aku tidak perlu lembur lagi. Tuhan masih baik tidak membuatku harus berkutat dengan pekerjaan di tengah kekalutan pikir dan mata sembab.

Kuputuskan untuk pergi ke pantai yang terletak di belakang rumah. Ya, kamu sudah pernah melihatnya dari video call kita, dan kamu sangat iri sampai selalu bersumpah akan menjengukku di kota ini yang tentu saja belum terlaksana sampai saat ini. Mungkin kamu terlalu sibuk dengan Ze-mu, terlalu sibuk menata impian kalian di tengah riuhnya ibukota.
“Mau kemana mba pagi-pagi gini?” ternyata Anin yang sudah sibuk di dapur dengan beberapa bahan masakan tersedia di depannya menunggu untuk diolah.
“Pagi Nin, mau cari seger ke pantai”
“Mba lembur tadi malem?” tanyanya saat aku melintas ingin berbasa-basi melihat masakannya.
“Engga tuh, kenapa?” jawabku sambil balas memandangnya yang tentu saja merupakan langkah salah yang tidak kusadari karena sembabnya mataku semakin jelas tampak olehnya.
“Itu mbak matanya mbendul banget” terangnya dengan logat Jawa Timur yang masih kentara.
“Oh, tadi malem nyelesain serial aja, kan udah lama ga ada kesempatan nonton. Kok kamu pagi-pagi udah masak? Ngga libur?” jawabku sekenanya sambil mengalihkan pembicaraan.
“Hehehe, mau ke pantai mba sama abang nanti siang, mau hemat jadi bawa lauk sendiri”
“Seru dong, ya udah aku ke pantai belakang dulu ya, mumpung masih seger udaranya. Ati-ati ntar weekendannya” pamitku menyudahi basa-basi ini.

Sebenarnya pantai yang kumaksud tidak persis berada di belakang kosan, karena masih membutuhkan waktu sekitar 5 menit melintasi beberapa gang dan sebuah lapangan yang tidak terlalu luas  sebelum menyeberangi kantor polisi sebagai pembatas antara jalan raya dengan restoran-restoran yang ada di pinggir pantai mungil dan bersih ini. Masih sepi, hanya agak jauh di ujung terlihat ada beberapa anak kecil berlarian dan bermain pasir ditemani orang tua mereka. Aku melepas sandal jepitku dan merasakan lembutnya pasir semi putih menenggelamkan telapak kakiku. Batang pohon kelapa yang tumbang tak jauh dari bibir pantai menjadi sasaranku. Kuletakkan pantatku dan kuselonjorkan kaki sambil memandangi batas antara laut dan cakrawala. Menikmati tarian ombak yang digerakkan oleh angin yang sama yang membelai tubuhku. Sesekali dinginnya air laut menyentuh ujung kakiku bila sang angin cukup kuat membawa ombak menuju tempatku duduk saat ini.

Tadi saat berangkat, hanya satu tujuanku ke pantai ini, untuk berteriak sepuas-puasnya setelah semalam hanya bisa menangis dalam diam. Namun entah mengapa saat menikmati pasir, angin, langit, air laut dan sesekali suara burung diselingi canda tawa anak-anak membuatku tidak bergairah lagi mewujudkan teriakan pelepas dahaga itu. Memandang luasnya perpaduan langit dan laut membuatku merasa bebas dan lega seketika, seakan-akan tangisan dan kekesalan yang semalam membuat dada ini sesak tak ada artinya lagi. Bukan salahmu kamu tak pernah menyadari bahwa ada aku yang selalu mengasihimu Ra, memahamimu dengan segala kelemahanmu, mendukungmu dengan segala kelebihanmu dan menunggumu entah sampai kapan. Menunggu yang pasif dan aku lupa bahwa ada sisi yang  tidak bergerak selama aku bertumbuh dan berkembang dalam naungan waktu. Aku menyelesaikan sedikit demi sedikit rencana-rencana hidupku, tapi tidak pernah menyelesaikan tentang kamu dalam hidupku. Entah karena aku terlalu pemalas untuk menjelaskan keberadaan cintaku atau aku terlalu takut kehilanganmu, bila kamu tahu cintaku itu ada.

Salah satu titik, yang entah ada seberapa jauhnya, di bentang garis cakrawala kemudian juga menyadarkanku bahwa garis itu tak pernah ada. Langit dan laut tidak pernah bertemu, meskipun mereka tampak syahdu dan berpadu dengan kompaknya membentuk cakrawala. Laut tidak pernah mampu menghantarkan ombaknya menyentuh langit dan seolah tak lelah menggelorakan semangat bertemu keindahan langit. Sebaliknya langit hanya mampu menghantarkan berkas mentari untuk memberi laut kehangatan semu padahal ia sendirilah yang memiliki dan memeluk mentari. Kisah langit dan laut ini yang paling logis bagiku saat ini, kisah inilah yang mencabut segala resahku tapi tetap meninggalkan pola yang sama ketika aku mulai meraih handphone dan mengirimkan pesan padamu.

Freya       : Makasih kadonya, udah nyampe, niat banget sih buat begituan, ga ada yang lebih     elit lagi apaa??? ;) tx anyway, salam buat Ze, suaranya enak…Happy weekend
Aku tak mengharapkan balasanmu, karena ini masih pagi dan toh itu hanya ucapan terimakasih sekedar basa-basi, aku masih sopan kan Ra?
Ting-ting (harapanku salah karena pesan balasan darimu sampai dengan seketika).
Tara                 : Lama amat nyampenya, kirain ilang itu paket :D
Freya               : Iya, baru sampe semalem (dengan malas aku memaksa jemari ini mengetik balasan)
Tara                 : Dipake ya, susah loh cari tuh cardigan
Freya               : Duh, maksa, liat ntar deh kalau niat (niatku adalah tak akan pernah memakainya)
Tara                 : Pake pokoknya!!!!!
Freya               : Iya, iya, cerewet, cewe banget sih cerewetnya (agar pembicaraan ini segera selesai)
Tara                 : Good, mau tidur lagi ya, mumpung masih pagi :D sambung ntar, bye
Sentuhan angin kemudian membuaiku kembali untuk menatap langit, mengalihkan mataku dari picture profilemu yang semakin mesra bersama kekasihmu. Aku masih ingin mempertahankan kelegaan ini sambil melihat namamu yang terukir di pasir perlahan menghilang terusap belaian sang ombak.

****6 bulan kemudian****
Tidak banyak yang berubah dari kota ini selain kemacetannya yang bertambah dan aku yang sendiri tanpa ditemani kamu. Disini, di kota ini, di coffee shop di kursi pojok favorit kita, aku kembali lagi. Tidak untuk waktu yang lama, hanya sekedar ditugaskan mengikuti pelatihan dari perusahaan tempatku bekerja. Sebisa mungkin aku memagari diri tidak menyentuh dunia yang ada kamu di dalamnya, tetapi di sisi lain kamu tetap rajin mengabari perkembangan hidupmu. Aku tidak ingin mengganti nomor kontakku ataupun menutup social media dimana kamu tak pernah alpa mengupdate perkembangan cerita cinta kalian. Yup, aku yang tetap sendiri menjagai setiap kenangan tentang kamu, cerita tentang kita. Menghadirkan diriku yang ternyata tidak pernah cukup berani untuk menyatakan perasaanku padamu. Hanya aku yang kuharapkan ada di hidupmu, sejatinya hanya aku yang meretas rasa ini meskipun 2 bulan yang lalu kamu sudah memberikan undangan lamaranmu. Aku masih ingin waras, tentu saja aku tidak datang, dengan alasan akan datang waktu pernikahan saja. Disini hanya ada aku si penggemar rahasiamu yang masih menggumamkan dan mengaku waras saat menikmati rasa ngilu dikala menyenandungkan lagu yang saat ini memenuhi ruang coffee shop :
I love him
But every day I'm learning
All my life
I've only been pretending
Without me
His world will go on turning
A world that's full of happiness
That I have never known

I love him
I love him
I love him
But only on my own

(performed by Samantha Barks, ost. Les Misserables)

Ya, hanya aku sendiri seorang kerdil yang sampai saat ini tidak memiliki keberanian untuk mengungkap rasa.

*Kupersembahkan untuk cinta diam-diamku yang pernah tertinggal di kota Yogyakarta, kota Balikpapan yang menjadi kota cinta diam-diamku karena sampai saat ini belum ada jalan untuk bisa mewujudkannya sebagai kota tempat tinggal sesuai impian sejak 5 tahun yang lalu dan teruntuk mereka yang namanya saya pinjam sebagai tokoh cerita. Selalu ada cinta terselip dalam setiap sudut ingatan yang terbentuk karena kehadiran kalian*

*Batam, Juli 2014*

July 13, 2014

Variasi pemakaian kebaya brokat (biru tosca)

Gara-gara mengganti foto profile di whatsapp dengan foto saya memakai kebaya dikombinasi dengan celana jeans, ada beberapa message yang mengatakan bahwa cocok juga kebaya dipadukan dengan busana casual hehehe ya memang cucooookkk. Yang belum kesampaian adalah membuat versi rok selutut dari jarik atau dress yang dari jariknya, semoga dalam waktu dekat ya. Saya pernah membuat artikel mengenai mix match kebaya disini
Foto ini yang saya maksud, agak narsis sedikit gapapa kan ya :) Ini adalah kebaya yang dibuatkan oleh mama, kembaran sama keluarga Kartohadipranoto yang cewek-cewek menjelang resepsi pernikahan adat saya di Batam tanggal 28 Juni 2014 yang lalu. Namun, apa daya sang mantennya kebayanya lain dan mama juga demi menghormati pihak mertua akhirnya mengganti kebaya *karena sudah prepare mama bawa 2 kebaya dari Malang* Sayapun dibuatkan 2 kebaya manten warna merah emas dan ungu yang akhirnya pilihan jatuh ke warna merah emas. Yup, semangatnya mama dalam mempersiapkan anak wedoknya ini memang tidak diragukan lagi, persiapan hanya kurang dari 3 bulan tanpa memerlukan saya pulang ke Malang tetapi ukuran pas semua dan modelnya cucok :D i love you mom :* Lucunya, 1,8 tahun yang lalu pada saat pernikahan bahkan kami tidak menyiapkan seragam untuk para keluarga, jadi cuek aja dengan kebaya masing-masing, baru kali inilah mama sempat mengurus seragam ini, doakan ada rejeki ya biar bisa gantikan modalnya mama :) Dan tumbenan pula warnanya jatuh ke warna biru (entah ya ini termasuk biru tosca ngga ya?) padahal mama ngga terlalu suka biru, nyatanya bagus juga sih.
Karena acara resepsinya berlangsung sehari penuh sampai magrib, maka para bude dan pakde udah ngacir ke hotel masing-masing kelelahan sehingga rencana awal untuk menunggu saya berganti kebaya biru supaya ada foto keluarga gagal deh :(
Akhirnya saat kemaren ada acara buka bersama dari kantor suami saya berkesempatan memakai kebaya biru ini dan dipasangkan dengan tank top warna senada plus celana jeans. Foto ini awalnya hanya untuk pamer ke mama bahwa kebayanya sudah kepake, apa daya ternyata lumayan bagus dijadikan profile picture hehehehehe. Sempet diprotes, karena saya ngga memakai kemben melainkan tank top yang jadinya kelihatan talinya, see gimana detailnya mamaku hehehe tapi akhirnya dibilang cocok-cocok juga dan sempet dipuji hihihihi lah anake dewe kok ya.
Foto ini diambil pas para bude dan pakde sudah keburu balik ke hotel, ya karena sudah lelah ya, acaranya dari pagi sampai magrib. Akhirnya saya bergegas ganti kebaya manten warna merah dengan biru ini dan mama juga mengganti kebaya maroonnya trus minta tolong Dinik sang ipar untuk jeprat jepret di halaman depan. Hehehe soalnya kapan lagi kan bisa seragaman gini pas makeup juga masih ada belum dibersihin.
Kebayanya nampak sama ya modelnya, tapi bagian lengan dan leher ada beda sedikit. Dan ini jariknya kalau tampak samping :) Duh, jadi kangen mama banget, banget, we're having so much fun that night :')
Ini foto sebelum berangkat ke gedung, mama memakai kebaya maroon karena biar beda dan diharapkan memakai songket sesuai dengan adat suami (padahal songketnya bukan songket Batak, songket sayapun songket Palembang) hehehe, tapi ga ada komplain berarti aman :) ujung kiri sendiri adik saya tercinta Ryo ditemani istrinya Dinik yang jariknya di model seperti rok korea supaya gampang ngejar-ngejar Deren, dan Derennya sendiri ga ada di foto ini sedang diungsikan di mobil karena kebiasaan orang Batak disini merokok di rumah dan disembarang tempat tanpa memperdulikan situasi, mau sambil gendong bayipun para bapak ini tega untuk merokok (ini yang membuat saya sedih, karena rumah itu malah diharuskan menyediakan asbak dan rokok untuk perokok, padahal di daerah lain rumah itu seharusnya bebas asap rokok, sedih ya >.<). Kalau diperhatikan, kemben yang dipakai warna birunya lebih terang ya daripada tank top yang saya pakai di foto sebelumnya, ini juga membuat perbedaan warna di kebayanya, tetapi selama dalemannya senada atau masih masuk yang tidak masalah, mix and matchlah sesuka hati :)
Ini dua orang sepupu kesayangan saya yang menyempatkan diri datang jauh-jauh ke Batam, dikreasikan dengan lengan pendek ataupun dress masuk juga kan? Punya mba Achie yang sebelah kiri full kancing di bagian belakang. Hal yang secara pribadi tidak saya sarankan karena membutuhkan bantuan orang lain saat harus memasangnya, tetapi tergantung kesukaan ya. Kalau mba Ajeng ini pinjam punya mama karena sebelumnya maunya cuma pake dressnya aja, eh apa daya ternyata cucok ya jadinya dipake deh biar keliatan kompak. mamaciiiii yaaa my beloved sisstaaaaa :*
Ini para bude dan pakde. Para bude dengan kreasinya masing-masing. Jariknya sebenernya seragaman juga tetapi ada bude Yayuk yang ngotot pake songket ya monggo mawonlah daripada ribut aja yang penting semua happy, punyanya bude Titik yang pas di sebelah saya itu sebagian jariknya dibikin seledang sebagai pemanis di bahu sebelah kanannya, kalau bude Anik diberi pemanis semacam sabuk jadi kaya kebaya bali gitu ya, manis juga :) Inilah sedikit variasi kebaya brokat yang bisa saya bagikan dari keluarga saya. Saya pencinta kebaya, bahkan kata suami lebih gimana gitu kalau lihat saya pakai kebaya :D Ke depannya ada rencana kebaya-kebaya yang hanya sekali pakai akan di sewakan, semoga terlaksana ya, termasuk kebaya ungu yang tidak sempat terpakai itu juga akan disewakan...cintailah produk-produk Indonesia, termasuk kebaya :)))

July 12, 2014

Liebster Award - Plus Give Away :)

Sudah sebulan berlalu ternyata saya belum merespon sebuah award yang diberikan oleh mama Rasya, ya seneng-seneng juga sih karena saya kan termasuk jarang update blog dan tidak sekeren blogger yang lain yang lebih kreatif (menurut saya, ga boleh komplain :) Awalnya agak bingung juga karena disyaratkan saya harus mencari 11 blogger lain untuk meneruskan award ini, karena saya cenderung lebih suka blog walking dan tidak seperti blogger lain yang koneksinya cenderung lebih kuat antara satu sama lain (iya saya memang kuper dan cuma tukang intip, eh tapi kadang suka komen juga kok :D) akhirnya dapet juga sih setelah stalking beberapa account twitter... googling punya googling maka saya menemukan bahwa perubahan dalam pengeshare-an liebster award ini adalah diperbolehkan, salah satunya bisa dilihat di sini. Jadi, ya mari kita lanjut saja sebelum waktu terus berjalan dan makin terlupakan...
diantara banyaknya pilihan logo, saya pilih yang ini :)
Sesuai dengan aturan yang diberikan oleh mama Rasya, 11 Hal tentang diri saya adalah :
  1. I'm a mother oriented. Dibesarkan oleh seorang single mother tidak serta merta membuat seseorang dekat dengan ibunya, karena kedekatan saya dengan mama muncul sejak 2001 pada saat saya mulai kuliah di Jogja. Sebelumnya : musuhan mulu sama mama dan merasa mama lebih sayang sama adek saya :D
  2. Saya tidak terlalu dekat dengan adek saya, tetapi semua berubah setelah negara api menyerang hehehe, kidding, berubah sejak saya melalui proses langkahan karena adek menikah lebih dulu dan saya merasa dia lebih ngayomi sebagai seorang saudara apalagi sejak punya Deren, anaknya. Adek saya yang dulunya kaku jadi lebih luwes dan manusiawi :p *anak merubah hidup banget ya sepertinya*
  3. Saya sering berubah pikiran dan sering ragu dengan pilihan saya terutama yang berhubungan dengan kehidupan pribadi saya ya, oleh karena itulah saya selalu membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekat saya, tidak selalu orang yang sama, tetapi yang saya yakini tepat untuk situasi yang bersangkutan.
  4. Saya dengan suami pacaran jarak dekat hanya 1,5 tahun dan sisanya 7,5 tahun jarak jauh dibumbui dengan putus sambung yang menurut versi beliaunya yang minta putus selalu dari saya dan suami ga pernah menyetujui jadi bagi dia ya nyambung terus :D bahkan setelah 2 hari menikah kami LDR selama 1,5 tahun karena saya mesti menuntaskan studi S2 di Jogja, hmm, sabar sekali memang suami saya ini :* dan sekarang selain mama, suami menjadi tempat saya berbagi rahasia terdalam.
  5. Saya suka membaca, menurut mama sih sejak usia 2 tahun, dan 3 tahun hobinya baca komik di koran dan berlanjut sampai sekarang. SD-SMP punya lusinan koleksi komik yang berakhir tidak lengkap karena banyak tidak dikembalikan *sedih ya* jujur lebih suka komik jaman 90-an daripada komik sekarang ini.
  6. Saya sekarang sedang membuat website sendiri bersama 3 orang rekan bernama Soulantern yang kalau direstui yang Maha Kuasa akan menjadi nama biro psikologi saya kelak :) amin..silahkan mampir ke Soulantern.com dan jangan lupa tinggalkan jejak :) *sekarang sedang under maintenance*
  7. Saya sering dibilang jutek dan sinis tapi kenyataannya selalu dikangenin dan banyak yang sayang (ge-er) dan ada yang dateng cuma minta buat dimarahin coba (lah marah kan tergantung mood :p) dan sering disukai sama anak-anak kecil. Semoga tahun depan dapat rejeki baby ya.
  8. Masuk jurusan psikologi dari ketidaksengajaan dan cukup membantu saya memaklumi perilaku manusia disekitar saya dan didukung kultur yang beragam yang mengiringi pendewasaan diri, saya tidak mudah kagum ataupun membenci seseorang/sesuatu hanya berdasarkan penilaian SARA, tetapi ya karena 'dia'nya.
  9. Social media itu adalah salah satu media yang menjaga saya tetap 'waras'. Apalagi setelah pindah ke kota yang belum membuat saya nyaman termasuk pressure dari orang-orang disini. Arus informasi dari soc med dan respon dari pihak terdekat saya saat menanggapi suatu postingan membuat saya tetap terhubung dengan 'dunia' :)
  10. Saat stress mengerjakan tesis mengklaim bahwa setelah lulus tidak akan pernah kangen Jogja, nyatanya : KANGEN BANGET, RINDU SERINDU-RINDUNYA!!!!
  11. Dulu ngefans banget sama game Farmville dan pingin punya halaman luas, sekarang sudah punya halaman malah ditelantarin dan geli sendiri ngadepin kodok, bekicot, kadal dan penghuni-penghuni halamannya :D 
Pertanyaan dari mama Rasya adalah :
  1. Hal apa saja yang menginspirasi untuk menulis. Apa saja bisa jadi ide dan terutama tergantung mood :) Lebih seringnya apa yang kepikir saat itu ya yang jadi bahan makanya blognya masih kurang terstruktur, apa aja dimasukin.
  2. Apa yang disukai dari aktivitas blogging. Penambahan informasi ya terutama resep dan gaya hidup. Saya sangat suka melihat perbedaan cara pandang dari para blogger dan kreasi yang diberikan.
  3. Apa manfaat yang didapatkan dari aktifitas blogging. Manfaatnya semoga menjadi ibu dan istri yang tidak kuper :))) lebih kreatif dalam menyikapi hidup.
  4. Kemana tujuan liburan favorit. Saya sebenarnya bukan tipe pelibur alias orang rumahan, sangat betah di rumah, tapi kalau dikasih fasilitas libur saya memilih pegunungan atau pedesaan, saya kurang suka pantai karena bikin masuk angin dan menurut saya pantai itu cerewet, malah bikin capek :D Tempat impian : SCOTLANDIA!
  5. Jika hanya boleh membawa satu buah koper kecil untuk berlibur, akan diisi apa. Baju & alas kaki sesuai lokasi libur, charger/power bank, cosmetic case, sama yang penting kartu atm/duit secukupnya untuk beli keperluan tambahan di lokasi :D
  6. Sarana transportasi saat liburan, mengapa. Saya sangat suka kereta api, karena tenang dan membuat saya menikmati perjalanan, tapi kalau tidak bisa dilalui dengan KA ya lebih memilih pesawat terbang daripada jalur laut, saya punya ketakutan mati di air >.<
  7. Buku favorit. Apa saja tergantung mood dan situasi/kebutuhan saat itu.
  8. Musik favorit. Saya bukan penyuka musik dan butuh ketenangan saat bekerja tapi kalau disuruh pilih ya lebih suka musik rohani dan pop (makanya miskin referensi saat di karaoke-an >.<).
  9. Serial TV favorit. Detektif2an sejenis : CSI, Body of proof, Law&Order, dsb, Criminal mind (kalau terpaksa :p); Hukum sejenis : The Good Wife, Drop Dead Diva; Drama sejenis : Necessary Roughness,The Mistress (versi US), Scandal, Witches of East End; Tidak terlalu suka sitkom kalau terpaksa aja baru nonton :D
  10. Jika mempunyai stasiun TV sendiri, program apa yang akan ditayangkan. Masak-masakan yang sehat (merujuk ke HHBF dan NCC), program edukasi untuk bayi dan balita, program edukasi untuk new mom dan mommy wannabe, kesehatan wanita dan kreasi/do it yourself yang bisa membantu penghematan rumah tangga :)
  11. Jika punya kedudukan di pemerintahan, kebijakan apa yang akan dibuat untuk memajukan kaum perempuan. Ini pertanyaannya bikin mikir ya :D apa ya? mungkin peraturan di tiap perusahaan dan tempat publik ada nursery room yang layak/nyaman, pemberian training dan kesempatan karir yang setara untuk perempuan, setiap perush punya perwakilan untuk mengelola women development sejenis perwakilan buruh gitu? Mungkin itu yang baru kepikir >.<
Dan nominasi Award ini akan saya lanjutkan kepada :
  1. Mba Ais
  2. Mba Wiwin
  3. Aminya Zara (biar aktif lagi bloggingnya)
  4. Dwimon
  5. Wahyu Bramastyo
  6. Ukky
  7. Bernadine Amanda
  8. Arum
  9. Bundanya Jasmine (biar sekalian promosikan clothing/hijab linenya :) 
  10. Mba Diah (saya juga baru hari ini main kesini :)
  11. Komunitas Blogger Jogja (KBJ) dan fbnya (yang ini sekali klik banyak blog terlampaui)
Nah, karena beberapa blog di atas juga termasuk baru buat saya (didapatkan dengan hasil berburu lewat twitter dan sesuai info juga bahwa Liebster Award adalah salah satunya untuk memperkenalkan blog baru), beberapa blog bukanlah blog pribadi melainkan lebih ke informatif dan kreasi kata (merujuk no 5,6,7), maka saya memutuskan membuat sendiri aturan penerusan award ini dan sambil diselingi give away ya :) Syaratnya :
  1. Peserta give away tidak terbatas dari 11 nominee di atas, jadi siapapun boleh ikut (termasuk pula 11 nominee yang saya sebutkan)
  2. Jawab 11 pertanyaan dari saya (tetep 11 untuk meneruskan sebagian keaslian award dari mama Rasya)
  3. Cara menjawab 11 pertanyaan tersebut terserah kreasi anda, tidak harus per poin (semakin kreatif semakin besar kemungkinan menang :)
  4. Sertakan link dari artikel saya ini di salah satu kalimat/bagian di artikel anda
  5. Berikan link dari artikel blog anda di comment artikel ini (judulnya apa saja terserah) beserta alamat email yang aktif dan mudah dihubungi
  6. Batas waktu untuk give away ini adalah sampai tanggal 12 Agustus 2014 
  7. Bagi pemenang akan dihubungi lewat comment artikel ini dan email. Pemilihan hadiah berdasarkan siapa yang pertama merespon (akan dipilih sejumlah 5 orang pemenang).
  8. Pemenang tidak diharuskan meneruskan award ini, tapi kalau ada yang mau promote blog baru ya dipersilahkan, tidak diharuskan memberikan give away balasan (bukan GA berantai supaya tidak membebani pemenang, tapi kalau mau ya silahkan)
Berikut 11 pertanyaan yang akan saya berikan, silahkan dicermati ya :)
  1. Siapakah diri anda menurut anda sendiri?
  2. Siapakah diri anda menurut orang-orang terdekat anda?
  3. Biasanya apa yang anda lakukan/sikap anda saat menghadapi situasi yang berbeda dari harapan pribadi?
  4. Hal apa yang masih memungkinkan dirubah dari diri anda?
  5. Apa yang biasanya anda lakukan untuk mengatasi rasa kecewa?
  6. Hal/situasi apa yang menjadi anchor/pemicu kecemasan anda?
  7. Tell me about your sweet escape terutama kalau lagi bete/suntuk :)
  8. Berapa angka favorit dan mengapa?
  9. Apa warna favorit dan mengapa?
  10. Cita-cita/keinginan apa yang belum tercapai sampai saat ini?
  11. Saat meninggal ingin diingat/dikenang seperti apa oleh orang-orang yang ditinggalkan?
Sedangkan hadiah/give away yang akan saya berikan adalah :
  1. 1 Novel Antologi Rasa Illustrated Edition by Ika Natassa (baru di buka sekali cuma untuk lihat gambar ilustrasinya saja)
  2. 1 T-Shirt Antologi Rasa all size warna putih,gambar sama seperti sampul novel, belum keluar dari plastiknya
  3. 1 paket Lipstik Oriflame Pure Colour Sheer Rose (26268) Exp : Maret 2016 + Tender Care Blackcurrant (26891) baru keluar bulan ini jadi Exp kisaran 2 tahun lagi.
  4. 2 paket Tender Care Cherry (22879) Exp : September 2015 + Tender Care Blackcurrant (26891)
*Bagi yang mendapatkan give away no 1 dan 2 namanya akan saya sertakan sebagai donatur ke Animal Defender Indonesia karena sebelumnya penjualan kedua barang ini direncanakan dijual sebagai donasi, karena belum terjual ya donasi pribadi saja kalau begitu :)*
*Setelah diliat-liat hadiahnya feminin semua, jadi kalau ada cowok yang dapet masih bisa kok dipake sendiri atau buat pasangannya :D*

Okeiiii ini adalah postingan artikel terlamaaa dan terpanjang saya, jadi mari diakhiri dan bagi yang berminat ditunggu sampai bulan depan ya....Smuuucchhh :*