Tidak terasa sudah tahun 2013 yaaa :)
Peralihan tahun ini masih biasa-biasa saja bagi saya, terutama disebabkan keterikatan saya kembali untuk mengerjakan tesis.
Hal yang menakjubkan adalah ini merupakan tahun baru pertama saya sebagai seorang istri :)
Bersyukur sudah pasti apalagi suami berhasil mendapatkan cuti panjang meskipun dihabiskan dengan kondisi kurang enak badan saat menjelang pergantian tahun kemarin.
Kami menyambut tahun 2013 dengan menginap di rumah peristirahatan salah seorang kerabat di Batu. Bagi saya udara pada saat itu memang tidak sedingin biasanya karena saya mampu tidur tanpa selimut.
Tapi tidak bagi suami, karena dia membutuhkan 2 lembar selimut agar merasa hangat.
Kondisi masuk angin seperti ini membuat kami mendekam di kamar saja tepat pada tanggal 1 Januari 2013. Suami tidur bertumpukan selimut sedangkan saya dalam posisi duduk memainkan game mobile sebagai pengalih saat menemaninya.
Sampai kemudian pintu diketuk dan dibuka setelah saya persilahkan masuk dan ternyata itu adalah Kia, salah seorang sepupu saya yang masih berusia 4 tahun (hehehee iya jarak usia kami memang terpaut jauh).
Sambil menatap saya dia juga keheranan menatap suami saya dan bergantian seperti itu selama beberapa detik.
"Kenapa Ki?" tanya saya yang sambil tetap memainkan game
"mbak Okta tidur disini?" tanyanya balik
"Iya, kenapa?"
"Mas Bernat juga tidur disini?" tanyanya dengan nada kebingungan sambil menunjuk suami saya yang masih tertidur.
"Iya dong Kia"
"Mbak Okta ngga tidur di kamar belakang sama budhe??" (budhe yang dimaksud adalah mama saya) sambil menghentikan permainan saya mulai menangkap bahwa bagi Kia ada yang salah kalau kami tidur berdua.
"Engga Kia, kan sekarang mbak Okta dan mas Bernat sudah suami istri jadi tidur satu kamar, nih mbak Okta nemeni mas Bernat sakit" jawab saya sambil merengkuhnya untuk menjelaskan dalam posisi yang nyaman baginya
"suami isteriii?" tanyanya dalam nada yang lucu sambil ditarik meninggi :)
"iya kaya papa dan mama itu loh, kan mbak Okta sama mas Bernat sudah menikah"
"oh, menikah ya?"
"iya menikah, itu loh yang waktu mbak Okta dandan trus Kia foto2 bareng itu loh, yang di gereja dan banyak bunga" ujar saya sambil mengingatkan beberapa hal yang membuatnya tertarik dengan pernikahan kami.
"ooohh iyaaaa, akuu lupaa, sekarang ingettt" kembali dia menjawab dengan lucunya sambil menepuk jidatnya layaknya orang dewasa yang teringat sesuatu ^_^
"yes, Kia inget, jadi karena sudah suami isteri kami boleh ya ada di satu kamar bareng"
"iya..iya boleh...itu maen game apa?" sambil naik di pangkuan saya dia meraih hape yang sedang saya pegang dan mengambil alih hape tersebut.
Sambil menatapnya memainkan hape, saya sebenarnya masih cukup terkejut dengan pemikirannya yang cukup kritis kenapa saya dan suami ada dalam satu kamar padahal selama ini yang dia tahu adalah mba Okta dan mas Bernat yang pacaran dan tidak ada di kamar yang sama; mbak Okta yang masih tidur sama mamanya :)
Yah kita tidak pernah bisa menduga bahwa pemikiran anak-anak berkembang berdasarkan pengamatan dan pengalaman yang dirasakan maupun dilihatnya.
Beruntung bagi anak-anak yang mau bertanya dan berani mengungkapkan keheranannya.
Beruntung bagi saya cukup bisa menangkap keheranannya dan mau menjawabnya dengan cara yang mudah dipahaminya.
Hehehehe dari jawaban dan respon yang diberikannya, saya menganggap Kia cukup paham dengan konsep mama-papa dan pernikahan sehingga ia mengijinkan kami sebagai suami istri boleh tidur dalam kamar yang sama.
Dan sampai saat ini masih merasa bangga cukup mampu menjelaskannya kepada seorang anak kecil yang masih balita :D
Bagi saya saat itu merupakan keberhasilan kecil saya dalam menjawab keheranan seorang anak terhadap kondisi lingkungan yang berubah (hadeh bahasanya :)
Yah semoga ke depannya apabila ada kejadian aneh lagi saya juga mampu bijaksana mencari kata-kata dan penjelasan yang tepat terutama bagi anak-anak.
Sudah mulai harus mencari banyak kosa kata, sekalian menabung pembelajaran untuk menjawab keheranan anak-anak saya nantinya ^_^ (belajar jadi calon ibu :p)
No comments:
Post a Comment