Bulan September ini termasuk banyak juga ya proses rekrutmen karyawan baru, entah itu dari instansi negeri/pemerintah (hayo ngaku siapa yang engga nggrecokin temennya buat nitip legaslisir ijazah atau ikutan cek cek kesehatan, skck dkk?? :D) maupun instansi swasta.
Iya lagi banyak aja nih request ngasong yang tanggalnya barengan :( jadi harus nolak beberapa tawaran (somboong tapi ngenes :D).
Saya belum pernah sih ya mengikuti proses atau tahapan seleksi di instansi negeri, tapi mayoritas kalau di swasta atau pribadi selalu ada urutan tes yang menggunakan Pauli atau Kraepelin. Ada yang ingat ngga tes ini?? Buat yang langganan nglamar kerjaan pasti familiar sama tes yang isinya deretan angka ini :)) bukan, bukan ngece, tapi kan pengalaman orang pasti berbeda kan :)
Kenapa tetiba saya ngomongin tes deretan angka ini? Karena teringat ada beberapa komentar meremehkan dan menggampangkan tes ini, antara lain :
- ini tes basa-basi kan mba? mana ada yang mau periksa tes segini banyak?
- tes ginian aja kok bikin pusing, ga guna...
- halah, kalian itu ga pernah koreksi kan, cuma diliat sekilas-sekilas aja
- dll, dsb, dkk yang bikin telinga saya panas :)) (tapi as usual, jawabannya cuma 'senyum')
Begini ya teman-teman sekalian, pernah ngga sih ngerasain psikotes susah? selama ikutin instruksi, sungguh-sungguh, yakin sama diri sendiri, berdoa, siap mental dan fisik, saya yakin kalian akan bisa kok berikan yang terbaik dan mendapat hasil terbaik. Kebanyakan tes berpacunya adalah dengan waktu, terutama untuk rekrutmen pasti ada batasan waktu kecuali tes yang berhubungan dengan kepribadian atau kondisi psikis seseorang (tetapi di dunia industri jarang sekali kecuali untuk keperluan assessmen lanjutan, bukan untuk rekrutasi di awal).
Nah, sama juga untuk tes yang berhubungan dengan angka-angka ini. Kalau memang untuk basa-basi - gile aja buang waktu duit tenaga untuk ngetes kalian tanpa tujuan (pasti ada tujuannya tes ini dilakukan) ; kalau cuma tes ginian dan ga guna toh buktinya yang ngomong kesusahan juga ngerjain, dan kalian butuh kerja kan? ; kalau dibilang ga pernah dikoreksi - ya ini rahasia dapur kami yang berkutat dengan administrasi dan interpretasi hasil tes :)) jawaban aman memang, tetapi setelah kalian selesai mengerjakan tes, kami yang berkutat dengan hasil tes kalian, ada program-program dan proses tertentu yang dijalankan, semua tes tidak asal jadi..percayalah, psikologi itu ilmu sosial yang harus diimbangin kemampuan statistik dan desain penelitian yang kuat, jadi tes yang kalian jalani itu sudah melalui berbagai macam uji...
Oke, jadi melebar, kembali ke tes Pauli dan Kraepelin...gini ya, apakah angka yang diberikan adalah angka yang rumit? butuh rumus? ada instruksi yang ribet?
Engga kan? angkanya satuan, instruksinya adalah menjumlahkan (ada beberapa instruksi tambahan tetapi lebih berkenaan untuk cara mengerjakan, bukan mengenai rumus-rumus yang rebe). Hitungannya pun hitungan sederhana, yang mayoritas sebagian dari kita pernah dapatkan di tingkat pendidikan apapun, apalagi kalau udah lulus s1 pasti bisa.
Iya, pasti bisa..malu aja kali kalau ngerjain soal sederhana pake curang apalagi asal-asalan alias ngawur. Untuk hal yang sederhana aja kalian ngerjainnya ngawur, apalagi kalau udah berhadapan dengan hal yang kompleks saat udah terlibat dalam suatu tanggungjawab?
Inget ya, tes awal dalam proses rekrutmen itu bisa memberi gambaran sikap kalian terhadap aturan, situasi yang menekan, tanggungjawab pribadi, kesiapan terhadap tugas, dan sikap-sikap yang dibutuhkan sebagai syarat minimal oleh perusahan pencari karyawan.
Masukan yang bisa diberikan apabila menghadapi tes ini adalah tenang dan konsentrasi, kerjakan secepat-cepatnya, sebanyak-banyaknya dan seteliti-telitinya. engga usah pedulikan samping kanan kiri depan belakangnya, fokus sama apa yang ada di depan meja kerja kalian dan ikuti instruksi (terkadang ada perbedaan instruksi, ikutilah instruksi yang sedang diberikan jangan menggunakan pengalaman instruksi dari tempat lainnya).
Pasti bisa kok, engga usah pake nyontek dan mencurangi, pada saat disuruh pindah kolom ya pindah, pada saat diminta memberi garis ya garis aja. Daripada ngasih garis dengan asal (ada loh yg memberi garis di akhir dan garisnya sengaja diratakan, padahal bukan 'sekedar rata' yang kami lihat atau kami maksud).
Last but not least, semangat dan percaya dirilah saat menghadapi tes-tes seleksi yang ada, ngga usah nyontek atau ngikutin bocoran-bocoran dari buku-buku stensilan yang beredar umum, yang dinilai itu diri kalian kok. Once again, selama sudah berikan yang terbaik dan memang posisinya sesuai dengan harapan kalian, pasti akan mendapatkan yang terbaik juga.
Cari kerja itu sama seperti mencari jodoh, kalau udah jodoh pasti ga akan kemana :))
No comments:
Post a Comment