Mba Watiek Ideo ini adalah seorang sosok inspiratif di dunia literasi anak dan bahkan edukasi anak. Karya-karyanya banyak ditemui di toko buku atau secara online, beliau merupakan salah satu sosok terkenal, tetapi tidak pelit ilmu. Memasuki pertemuan kedua di kuliah Whatsapp oleh mba Watiek Ideo, saya mulai merasa keblebegan, ahahaha banyak hal yang harus dicerna dan dipelajari. Sebenernya kalau dikasih teori tuh tidak akan menjadi berguna kalau tidak dipraktekkan kan ya. Di akhir materi kemudian Mba Watiek memberikan tugas untuk membuat kerangka cerita. Seperti biasa, saya tidak bisa membuat kata-kata yang padat dan singkat. Kaya semua-semua ingin dimasukkan. Sementara itu membaca tulisan peserta lain rasanya semakin jiper. Tulisan dan nuansanya sangat anak-anak sekaliiiii. Dominan menggunakan benda dan hewan sebagai tokohnya. Saya belum bisa, hiks. Suka sih nonton kartun, suka ngobrol sama koleksi tanaman saya, tapi belum bisa meletakkan imajinasi itu di kepala saya. Sedih, iya, berasa : 'kenapa hal kaya gini ga kepikiran' 'ya ampun,iya juga ya bisa kaya gini' 'lucu banget idenyaaa' 'ini anak-anak banget nih' 'ini simple tapi kok bisa merasuk banget ya?' daaan bisikan-bisikan lain setiap membaca ide yang luar biasa dari peserta lain.
Favorit buanget dan membuat saya merinding adalah yg punya ide cerita tentang tunas mangga. Apa karena saya punya tunas mangga yang sudah hampir 3 tahun kuntet segitu-segitu aja ya? Hihihi, jadi mengena banget. Bahkan bisa kebayang ilustrasinya. Iya sih, saya sangat setuju saran : perhatikan hal sepele di sekitar kita. Bisa jadi ide. Hiks, gimana sepele, ada kenalan di depan aja saya kadang ga ngenalin, suami aja sampe kesel karena saya lemot banget ngapalin mappingnya kota Batam yang seuplik ini. Saat ada sepupu kemaren baru sekali ke daerah Batam langsung inget di pengkolan situ ada tempat ini, di etalase ini jual ini. Saya langsung iri. Selama ini nyetir ya udah nyetir aja, yang penting sampai tujuan.
Perhatian kepada lingkungan sekitar. Sesepele apapun. Itu adalah PR saya mulai hari ini. Jadi sejenis life at present ya. Hahaha hal yang juga masih berproses dalam diri saya. Yuk jadi anak-anak yuk (mantra dalam hati). Kalau untuk menceritakan cerita yang sudah ada, mengaransemen latar belakang dongeng, membuat kreasi supaya cerita tersampaikan, itu lebih mudah bagi saya. Namun, saat diminta untuk menuliskan secara sistematis, hmmm, syusyah.
Berikut ini kerangka cerita pertama saya. Jangan diketawain (soalnya sudah puas diketawain sama suami :'D). Ini terinspirasi dari keinginan pribadi yang ingin memiliki anjing tetapi belum mampu. Nama tokohnya pun berganti dari Derlin, Bening sampai akhirnya Banyu. Om Nugie juga tambahan karena jarang juga cewe punya peliharaan ikan (kebayangnya kolam ikan koi soalnya yang ikannya gede-gede itu). Kasihan ya, rasionalitas orang dewasa dipaksakan ke Banyu yang masih kelas 2 SD. Soalnya saya cenderung menyelesaikan masalah secara logis dan 'nyata' sih ya. Trus punya ponakan juga kritis banget jadi enak ngobrol sama dia meskipun baru kelas 1 SD. Jadi, kebayangnya gitu deh kalau mau menyelesaikan konflik sama anak nanti.
Favorit buanget dan membuat saya merinding adalah yg punya ide cerita tentang tunas mangga. Apa karena saya punya tunas mangga yang sudah hampir 3 tahun kuntet segitu-segitu aja ya? Hihihi, jadi mengena banget. Bahkan bisa kebayang ilustrasinya. Iya sih, saya sangat setuju saran : perhatikan hal sepele di sekitar kita. Bisa jadi ide. Hiks, gimana sepele, ada kenalan di depan aja saya kadang ga ngenalin, suami aja sampe kesel karena saya lemot banget ngapalin mappingnya kota Batam yang seuplik ini. Saat ada sepupu kemaren baru sekali ke daerah Batam langsung inget di pengkolan situ ada tempat ini, di etalase ini jual ini. Saya langsung iri. Selama ini nyetir ya udah nyetir aja, yang penting sampai tujuan.
Perhatian kepada lingkungan sekitar. Sesepele apapun. Itu adalah PR saya mulai hari ini. Jadi sejenis life at present ya. Hahaha hal yang juga masih berproses dalam diri saya. Yuk jadi anak-anak yuk (mantra dalam hati). Kalau untuk menceritakan cerita yang sudah ada, mengaransemen latar belakang dongeng, membuat kreasi supaya cerita tersampaikan, itu lebih mudah bagi saya. Namun, saat diminta untuk menuliskan secara sistematis, hmmm, syusyah.
Berikut ini kerangka cerita pertama saya. Jangan diketawain (soalnya sudah puas diketawain sama suami :'D). Ini terinspirasi dari keinginan pribadi yang ingin memiliki anjing tetapi belum mampu. Nama tokohnya pun berganti dari Derlin, Bening sampai akhirnya Banyu. Om Nugie juga tambahan karena jarang juga cewe punya peliharaan ikan (kebayangnya kolam ikan koi soalnya yang ikannya gede-gede itu). Kasihan ya, rasionalitas orang dewasa dipaksakan ke Banyu yang masih kelas 2 SD. Soalnya saya cenderung menyelesaikan masalah secara logis dan 'nyata' sih ya. Trus punya ponakan juga kritis banget jadi enak ngobrol sama dia meskipun baru kelas 1 SD. Jadi, kebayangnya gitu deh kalau mau menyelesaikan konflik sama anak nanti.
Judul : Banyu ingin punya anjing
*Pengenalan tokoh:*
Nama: Banyu, mama, tante Vea
Ciri-ciri:
Banyu = anak laki-laki, periang, suka binatang, kelas 2 SD, halaman rumahnya sempit
Mama = sabar, ibu rumah tangga yg juga bekerja dari rumah, suka memasak, tidak punya asisten rumah tangga
Tante Vea = temannya mama, tinggal di kota yang sama dengan Banyu, punya peliharaan : burung, ikan, anjing dan kucing, halaman rumahnya luas, suaminya (om Nugie) juga hobi hewan peliharaan, punya asisten rumah tangga.
*Pengenalan konflik:*
- Banyu tidak terima saat Mama menjelaskan bahwa Banyu belum bisa bertanggungjawab untuk memiliki anjing sebagai hewan peliharaan, mama-papa sudah lelah bekerja untuk ditambahi mengurus hewan, lagipula rumah mereka kurang memadai untuk memiliki anjing.
- Banyu 'ngambeg' dan merengek untuk menunjukkan kepada Mama bahwa dirinya serius ingin punya anjing dan bisa mengurus sendiri anjingnya tersebut.
*Perjuangan:*
- Dari Banyu : berusaha menunjukkan keseriusannya dengan menyebutkan nama-nama teman yg memiliki hewan peliharaan, berjanji akan rajin belajar dan mengerjakan pr, membantu mama tanpa disuruh.
- Dari mama : memberikan 'tantangan' kepada Banyu menginap di rumah tante Vea untuk membantu mengurus hewan peliharaan di hari Sabtu dan Minggu ini saat libur sekolah, apabila berhasil, maka mama akan mengijinkan.
- Tante Vea memberikan tugas kepada Banyu mengurus Cimut anak anjing kecil mulai dari memberi makan dan memberi snack pd jam tertentu, memandikan, membersihkan kandang, mengajak jalan-jalan, membersihkan pipis (karena Cimut belum pintar) dan mengajak bermain.
*Klimaks:*
- Banyu kelelahan karena Cimut selalu mengajak bermain, tempat makan belepotan dan sering pipis sembarangan (Banyu membersihkan semua sendiri karena sudah berjanji kepada mama)
- Banyu sudah merasa lelah padahal baru 1 hari membantu mengurus Cimut dan itu dilakukan di hari libur, belum dikurangi waktunya di hari sekolah dan harus mengerjakan pr.
*Penyelesaian:*
- Banyu menyadari bahwa mama benar, belum saatnya ia punya anjing, bahkan ikan yang hanya di kolam saja juga membutuhkan perawatan dan perhatian (hasil mengamati aktivitas tante Vea dan om Nugie)
- Banyu memutuskan tidak jadi memelihara anjing dan belajar untuk disiplin dulu karena memiliki hewan peliharaan butuh waktu dan perhatian yang sungguh-sungguh.
- Tante Vea mengijinkan Banyu untuk bermain dan membantu untuk berlatih memiliki hewan peliharaan kapanpun Banyu ada waktu/libur sekolah.
Jadiii, bagaimana? Kalau ada komentar boleh ya :) Terima kasih. Ya namanya juga masih belajar kan ya. Semoga saya bisa memotivasi diri sendiri sampai akhir dan tetap berlatih. Hosh!!!
Jadiii, bagaimana? Kalau ada komentar boleh ya :) Terima kasih. Ya namanya juga masih belajar kan ya. Semoga saya bisa memotivasi diri sendiri sampai akhir dan tetap berlatih. Hosh!!!
No comments:
Post a Comment