March 17, 2018

Makan Bebek di Batam : Bebek Goreng H. Slamet (Kuliner Batam)

Tidak terasa, bulan depan sudah 4 tahun saya tinggal di Batam. Salah satu adaptasi yang cukup lama saya hadapi adalah berhubungan dengan makanan. Di sini bumbu-bumbu dan rempah-rempah yang digunakan di masakannya sangat kuat. Saya yang sensitif dengan bau menjadi kurang selera. Sebelum blusukan seperti sekarang dan punya tempat makan favorit, Bebek Goreng Pak (Haji) Slamet adalah satu-satunya penyelamat supaya saya mau makan :D 

Rumah makan yang khas dengan warna hijaunya ini terletak di seberang BCS mall, jadi cukup mencolok karena juga terletak di pinggir jalan. Selain itu ya karena menu yang paling familiar, lah wong jadi jajanan juga saat di Jogja. Di jalan Affandi (Gejayan) tempatnya tidak pernah sepi. Kalau lauk, saya dan suami cenderung ganti-ganti antara :

- Bebek goreng
- Ayam goreng
- Ceker ayam goreng
- plus sayurnya gantian antara :
daun pepaya rebus dan ca terong

Suami saya juga sabar banget ngga bosen ngikutin kemauan saya :D Pernah seminggu full maunya kesini aja. Ngga masak, ngga mau menu lain (ps : sebelum menjelajah Batam dan masih marah sama kota ini :D). Lauk boleh berganti, tapi yang membuat saya bisa memiliki nafsu makan adalah SAMBAL KOREK atau sambal bawangnya.

*Tips : kalau ke sini sebaiknya sediakan uang receh ya, untuk mengantisipasi hitungan yang tidak genap. Kasirnya kebiasaan banget tidak pernah meminta maaf kalau kembalian kurang. Ya padahal kalaupun kurang ya sudah, tapi saya pernah Rp. 800 ybs tidak merasa kurang, cuek aja. Bagi yang lain mungkin tidak seberapa ya, tapi kalau keseringan dan tidak ada sopan santun kata-kata pengantarnya ya kan saya sebel xD Biasanya kalau ada pelayanan yang kurang sreg gini saya males balik, tapi berhubung pelayanan yang lain masih ramah, cepat, rasa stabil (jangan sungkan juga minta ganti kalau bebek yang dateng rontok dagingnya alias kebanyakan tulangnya, mau kok diganti) dan dekat jadinya ya gitu deh, masih datang dengan saya antisipasi aja bawa recehan :)))

Dulu masih gratis sih kalau nambah, sekarang sudah membayar Rp. 1.000,- 
setiap satu cepuk kecil seperti ini :)


Cekernya seporsi-seporsi biar ga rebutan :D
Belum bisa nih masak ceker kaya gini.

No comments:

Post a Comment