April 29, 2011

Psikotes = manut instruksi dan jujur

Kenapa toh kalau psikotes kudu manut alias nurut sama instruksi?  Karena meskipun jenis tesnya sama tapi bisa saja antar perusahaan menggunakan aturan yang berbeda yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan mereka...jadi jangan ngotot yaaa...kalau bingung atau tester memberikan instruksi yang ambigu, boleh bertanya asalkan setelah dijawab tidak ngotot dan gunakan pertanyaan yang terbuka alias tidak menjurus ke arah sok tau, misalnya 
"tapi mba/Bu/mas/Pak waktu saya tes di tempat X ko ngga gitu ya disuruhnya?"  atau "loh mba/Bu/mas/Pak kan itu seharusnya begini...." karena itu pertanyaan yang menyebalkan dan anda akan menerima cap sok tau ^-^
yang bisa dilakukan misalnya mengulang apa yang sudah diinstruksikan atau menanyakan untuk mengulang instruksi...tapi jangan keseringan ya, tester yang baik biasanya akan paham maksud pertanyaan kita apa, atau dengan melihat raut muka saja udah tau deh kalau kitanya lagi ngga mudeng alias bingung...yah untuk menghindari ketidaktahuan tester sebaiknya ditanyakan saja....Nah, daripada hasil jawaban kita ngga diperiksa ya sebaiknya ikuti instruksi yang diberikan....
Ada beberapa hal yang saya amati yang cenderung bisa menjurus ke arah curang, misalnya inget ngga ada tes yang berhitung dengan ada perintah pindah lajur ada loh yang sebelum diminta pindah udah pindah dan dengan sengaja membentuk lajurnya sendiri dengan anggapan akan mendapatkan nilai bagus, padahal yang diskor itu bukan nilainya loh, psikotes itu ngga pernah menggunakan alat tunggal, ada beberapa hal yang dijadikan penilaian yang akan membentuk dinamika dari keadaan intelektual sampai kecenderungan kepribadian kita
Hal lain, misalnya adalah (masih tentang yang berhitung) diminta menggaris apabila ada perintah 'garis' ternyata malah membentuk garis sendiri di luar perintah...kan malah tidak memberikan kemampuan kita yang sebenarnya toh

Atau mengenai tes yang itu tuh disuruh menggambar, karena kita takut akhirnya ada kan beberapa yang beli bukunya bisa yang stensilan atau yang udah beredar luas dan bahkan ada yang ikutan kursus psikotes (eheheh, ada loh tapinya yang begituan) dengan beranggapan kalau mengikuti petunjuk akan lulus...apakah seperti itu? mungkin saja,,,tapi ingat, psikolog itu tau loh apa yang dihadapinya ;p daaannn masih ada rangkaian tes lainnya yang akan saling mendukung termasuk diskusi kelompok dan wawancara....jadi, berikan saja yang sesuai dengan kita ingin gambarkan disitu tentunya dengan memberikan yang terbaik...

Ketidak jujuran lainnya yang tampak adalah melihat jawaban pihak lain, membawa contekan, ngga boleh pakai kalkulator tapi pakainya handphone, sogok sana-sini dan pakai joki...apa toh yang diharapkan dari hal semacam itu, ini baru mau masuk kerja, belum lagi kerja, dari awal aja udah ngga jujur, gimana nanti ke depannya? saya sih masih yakin, diri kita yang sekarang akan menjadi cerminan pemimpin seperti apa kita di masa depan..hal-hal tersebut merupakan celah untuk mengarah ke korupsi, kolusi dan nepotisme...huwaahh, ternyata sudah hampir melebar, yah begitulah, kalau mau psikotes yang jujur yaaa, be ourself n do the best...semangat!!!

No comments:

Post a Comment