November 27, 2018

Kota Kenangan


Halo Pembaca Dancinglady08 alias sobat Delight, sebenarnya tema hari kedelapan #bloggerperempuan#BPN30dayChallenge2018 ini adalah 5 barang yang selalu ada di tas. Namun, karena barang di tas saya ngga ada 5, jadi saya pilih tema pengganti, yaitu kota yang pernah ditinggali.

Pare. Saya numpang lahir di kota Kediri, karena dulu mama pernah bekerja sebagai guru SMA yang mengajar bahasa Inggris. Trus mama pindah penempatan di kota Pare. Di Pare sih sekitar 2 tahun saja tinggalnya, mulai dari TK sampai kelas 1 SD. Di kota ini mama menjalani proses perceraiannya dan saya selama mama bekerja dititip ke ibu kontrakannya mama. Sampai sekarang masih silahturahmi dengan keluarga beliau. Wong saya juga manggilnya ibuk dan bapak, tapi bapak sekarang sudah almarhum. Bapak tuh baik banget, jadi kangen deh. Kalau kata mama keluarga ibuk dan bapak ini yang bisa bikin mama kuat fokus sama kami berdua anak-anaknya, jadi mama ngga sampai bunuh diri. Keluarga di Pare ini beda keyakinan sama kami, tetapi baiknya ampun-ampunan, meskipun cara bicara ibuk memang ketus ya, tapi buaek pol. Ngga kaya jaman sekarang, sedikit-sedikit sensi kalau sama orang yang beda keyakinan trus mikir deh kalau mau nolongin. Jaman dulu rasanya lebih ayem dan hangat. Sampai sekarang kalau pas pulang ke Malang waktu Lebaran kami pasti sowan ke rumah ibuk di Pare di kota Bahasa Inggris.

Jakarta. Kota kelahirannya adik saya. Kalau totalnya sekitar 3 tahunan ya di kota ini. eh, tapi tepatnya di Pamulang sih, masih masuk Jakarta ngga tuh ya? Ahahaha.  Pas mama ada masalah sama suaminya, akhirnya pindah ke Pare. Dari jaman dulu pelakor sudah menjamur, cuma sekarang sudah lebih pada berani aja sih dan terekspos. Tapi saya ga salahin, karena tergantung bawaan cowoknya juga. Wong ternyata mantan suaminya mama ini udah 6 kali kawin-cerai sampai sekarang. Trus tahun 2006-2008 saya bekerja di NISP Jakarta sebagai tempat kerja pertama saya. Kerjanya di Wisma Kosgoro trus pindah ke sebelahnya Mall Ambasador tapi kosnya tetep setia di Rawamangun Jakarta Timur. Jauh, tetapi sangat menikmati setiap perjalanan pulang perginya. Sebenernya ya meskipun banyak yang ngga suka sama macetnya Jakarta, saya suka loh sama kota ini. Sama temponya yang cepat, tingkat persaingan dan pengembangan diri oke banget saya rasa. Sayangnya suami ngga mau diajak merantau ke Jakarta ahahaha syedih.
Malang. Kota kelahirannya mama dan tempat keluarga Eyang tinggal. Sayang sempet ketemu Eyang cuma sebentar, adik saya malah ngga pernah ketemu. Mereka sudah bahagia di surga sekarang. Saya di kota ini sampai kelas 3 SMA. Waktu di Malang meskipun sekolahnya di sekolahan gaul, tapi sayanya bukan anak gaul. Cuma sekolah-rumah-sekolah-rumah. Seperti yang saya pernah bilang, dikasih novel sama komik aja saya udah anteng. Sowannya paling sering ya ke Gramedia di deket alun-alun. Sekarang kalau mudik ya pasti ke rumah mama di Malang. Kota yang adem dan buanyak makanan enak-enak. Semoga Malang selalu damai dengan pluralismenya ya. Di komplek rumah aja kalau Natal sama Lebaran kami bertetangga selalu ganti-gantian sowan atau saling kirim nasi berkat. Jarang ya sekarang kalau ada yang punya hajat ater-ater (menghantar) nasi begitu. Rasanya nasi hantaran itu meskipun menunya standar tapi kok tetep terasa seru ya makannya.

Yogyakarta. Tinggal di kota ini selama kuliah S1 dan kemudian melanjutkan lagi ke jenjang S2 sambil bekerja, total sekitar 10 tahun saya tinggal di Jogja. Sampai lebih hapal Jogja daripada Malang. Di Jogja lumayan gaul soalnya kenal banyak orang dan pas S2 sudah boleh nyetir motor sendiri sama mama jadi lebih fleksibel kemana-mana keliling Jogja. Ketemu sama suami ya di Jogja ini. Pokoknya ya, setiap sudut Jogja punya ceritalah kalau buat saya ahahaha sok iyeee. Kota yang ngangenin meskipun sekarang katanya muacettttt dan udah jadi kota metropolis.

Batam. Tinggal di kota ini karena ya suami asalnya dari Batam. Awalnya janjian sama-sama keluar dari kota masing-masing. Apa daya sebelum saya lulus S2 ternyata suami duluan kerja yang memadai di Batam, jadinya saya ngalah deh sebagai istri. Belum terlalu menemukan kehidupan di Batam ini. bersyukur dengan teknologi dan pekerjaan yang sekarang jadi lumayan bisa mengalihkan pikiran. Apalagi saya sekarang sedang hobi sama tanaman, jadi lumayan bisa memanfaatkan waktu dan mempertahankan tensi tetap normal hehehe.

Balikpapan. Tinggal di kota ini cuma empat bulan saat praktek kerja profesi di salah satu perusahaan di komplek Pasir Ridge. Entah kenapa, sejak menginjakkan kaki di bandaranya pertamaaaa kali datang langsung nyaman sama kota ini. tatanannya teratur, bersih, banyak pantai pokonya terasa “rumah”. Berencana kerja di Balikpapan, eh belum sempet nyari udah kebalap sama suami di Batam. Semoga kapan-kapan berjodoh ya sama Balikpapan. Kangen.

Nah, kalau favorit dari semua kota ini, sebenernya cita-citanya dulu di Balikpapan pengen berkarier dan tinggalnya. Apa daya jodohnya sama Batam. Hihihi. Namun, untuk masa tua dan nanti tinggal sama anak-anak tetep pengennya pindah ke Malang atau Yogyakarta. Doakan ya, semoga terkabul, ngga pengen lama-lama di Batam ini. Salam Delight.

No comments:

Post a Comment